Apa sih sebenarnya arti return dalam investasi? Setiap orang yang berinvestasi atau memulai suatu usaha tentunya mengharapkan sebuah keuntungan atau imbal hasil.
Keuntungan inilah yang disebut dengan return. Berikut ini adalah penjelasannya. Simak, yuk!
Apa Itu Return?
Return atau imbal hasil merupakan uang yang dihasilkan atau bisa juga uang yang hilang dari aktivitas investasi selama beberapa waktu.
Return merupakan hasil yang didapatkan investor, akan tetapi return sendiri tidak selalu bergerak ke arah positif, tetapi bisa juga dapat bergerak ke arah negatif.
Return juga dapat berupa perubahan investasi, harga aset, atau proyek dari waktu ke waktu. Pengembalian ini bisa direpresentasikan sebagai perubahan harga atau persentase perubahan.
Return sendiri umumnya dihitung dalam kurun waktu setahun untuk tujuan perbandingan dan dapat menunjukan peran keuntungan atau kerugian selama periode investasi.
Baca Juga: Cara Belajar Investasi: Kenali Jenis, Risiko, Keuntungan dan Profil Risiko Investasi
Komponen Return
Komponen pengembalian atau return pada umumnya terbagi menjadi dua, yaitu Yield dan Capital Gain.
1. Yield
Bisa merupakan persentase kas yang diterima investor secara periodik dalam sebuah investasi, yield juga mengacu pada besaran pendapatan yang didapatkan dan dapat direalisasikan pada sebuah produk investasi pada periode tertentu.
Bentuk yield sendiri terbagi atas dua, yaitu bunga dan dividen.
- Bunga
Investasi seperti obligasi dan rekening tabungan memberikan imbal hasil berupa bunga kepada investor. Dengan memilih investasi seperti ini, investor mengetahui besaran uang yang akan didapatkan nantinya.
- Dividen
Beberapa produk investasi seperti saham, membayarkan dividen kepada para investor sebagai laba atau keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. Jumlah yang diberikan bergantung pada kinerja perusahaan dan saham apa yang dimiliki investor.
2. Capital Gain
Capital gain merupakan keuntungan yang akan diperoleh dari selisih nilai investasi sekarang dengan investasi yang ditanamkan pada periode lalu.
Jika investor menjual portofolio, seperti exchange traded fund (ETF), saham, reksadana, obligasi lebih dari modal yang dikeluarkan untuk membelinya maka investor akan mendapatkan return yang disebut capital gain.
Namun, pada kondisi turunnya nilai investasi yang dapat membuat kerugian, istilah yang digunakan adalah capital loss. Tidak semua investasi yang dipilih dapat menghasilkan pengembalian.
Capital gain sangat bergantung pada harga pasar karena aktivitas jual-beli dapat mempengaruhi harga aset investasi dan dapat mengubah nilainya.
Jenis-Jenis Return
Adapun jenis-jenis pengembalian atau return pada umumnya diketahui ada dua yaitu return realisasi dan return ekspektasi. Berikut ini adalah penjelasannya.
1. Return Realisasi
Return realisasi dapat menjadi dasar penentu return dan risiko yang akan dialami pada masa yang akan datang. Keuntungan return ini sudah terealisasi, sudah dibukukan oleh perusahaan, dan dapat menjadi acuan mengambil untuk berinvestasi atau tidak.
Return realisasi ini sangat memudahkan para investor untuk dapat memperkirakan persentase atau besaran return ekspektasi kedepannya.
2. Return Ekspektasi
Return ekspektasi merupakan pengembalian yang diharapkan akan didapat oleh para investor pada masa yang akan datang. Jenis return ini berbeda dengan return realisasi karena return ekspektasi ini belum terjadi.
Biasanya keuntungan yang didapatkan berasal dari penanaman modal pada perusahaan atau emiten yang akan datang. Nilainya pun tergantung pada faktor dan prospek perusahaan terkait.
Baca Juga: Apa Itu Investasi Crypto? Ini Keuntungan dan Risikonya
Faktor yang Memengaruhi Return
Besaran return yang didapatkan pada proses investasi berhubungan dengan kinerja perusahaan atau aset tempat di mana investor menanamkan dananya.
Saat melakukan investasi pun terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi return yang akan didapatkan. Berikut ini beberapa faktor yang dapat berpengaruh pada besaran return.
1. Nilai Suku Bunga
Meningkatnya nilai suku bunga akan dapat mempengaruhi nilai investasi saat ini dari return yang akan didapatkan pada masa mendatang. Kondisi demikian juga dapat menurunkan harga saham dipasar modal.
2. Inflasi
Jika inflasi tinggi maka sejumlah modal yang diperlukan untuk berinvestasi akan meningkat dikarenakan naiknya berbagai harga.
3. Nilai Tukar
Nilai tukar sendiri terkait melemah atau menguatnya nilai mata uang sebuah negara terhadap nilai mata uang asing. Semakin menguatnya nilai mata uang maka return investasi yang didapatkan semakin besar, begitu pula sebaliknya.
4. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas ini berkaitan dengan pasar sekunder dalam perdagangan saham. Di mana aset investasi yang mempunyai likuiditas tinggi adalah aset yang pembelian atau penjualannya dilakukan dengan cepat tanpa adanya perubahan harga.
5. Risiko Pasar
Terakhir, jika keadaan pada pasar modal tinggi, return yang akan didapatkan juga semakin tinggi. Begitu juga sebaliknya, di mana jika kondisi pasar modal menurun, maka return yang akan didapatkan mengalami penurunan.
Dengan menganalisis beberapa faktor tersebut, para investor akan mendapat gambaran mengenai return ekspektasi yang akan didapatkan.
Sangat penting bagi para investor melakukan analisis mendetail return ekspektasi yang dapat menjadi return realitas sehingga dapat memaksimalkan capital gain dan akan terhindar dari capital loss.
Baca Juga: Cara Membuat Akun Reksa Dana di Moxa untuk Berinvestasi
Cara Menghitung Return
Semakin tinggi nilai imbal hasil yang ditampilkan, maka semakin baik juga performa investasi. Ada baiknya para investor dapat menghitung return dengan rumus sebagai berikut.
(Harga Sekarang-Harga Beli)
X
Jumlah Unit yang Kamu Miliki
Contoh 1 :
Misalnya kamu memiliki 1000 unit reksadana dengan jumlah harga masing-masing Rp1.500. Ketika nantinya pada saat unit kamu menjadi Rp2.500 maka berdasarkan rumus di atas, imbal hasil yang akan kamu dapatkan adalah sebagai berikut:
(Rp2.500-Rp1.500) x 1000 = Rp1.000.000
Nah, apa yang terjadi jika kamu mendapatkan 1000 unit reksadana dengan harga masing-masing Rp1.500 tetapi kemudian harga unit kamu menjadi Rp1.000? Menggunakan rumus yang sama, imbal hasil yang akan kamu dapatkan adalah:
(Rp1.000-Rp1.500) x 1000 = -Rp500.000
Kondisi kedua menggambarkan kamu sedang kehilangan/loss. Jika kamu sedang dalam posisi loss, jangan takut dan langsung untuk menarik dana dikarenakan ada kemungkinan harga akan naik dalam waktu yang dekat.
Itu dia hal-hal yang harus kamu ketahui mengenai return. Alangkah baiknya jika kamu dapat mengetahui hal-hal ini sebelum kamu memulai berinvestasi.
Dapatkan informasi lainnya mengenai investasi hanya di aplikasi Moxa. Download Moxa sekarang dan nikmati berbagai fiturnya seperti informasi keuangan, kredit, asuransi, pinjaman tunai, dan lainnya.