Likuiditas adalah istilah yang sering dikaitkan dengan kemampuan untuk membayar hutang pada perusahaan. Semakin likuid kondisi perusahaan, maka semakin baik kemampuannya dalam membayar hutang jangka pendeknya.
Likuiditas juga memberi makna bahwa perusahaan memiliki cukup aset yang mudah diuangkan. Lebih jauh lagi, aset yang dimiliki ketika diuangkan dapat membiayai kewajiban jangka pendeknya.
Apakah likuiditas hanya dapat berlaku untuk perusahaan? Yuk, simak penjelasannya berikut.
Apa Definisi Likuiditas?
Merujuk pada definisi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), likuiditas adalah kemampuan untuk memenuhi seluruh kewajiban yang harus dilunasi segera dalam waktu singkat.
Sedangkan menurut Corporate Financial Institute, likuiditas adalah tingkat efektifitas atau kemudahan sebuah aset untuk dapat diubah menjadi uang tanpa mempengaruhi harga pasarnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa likuiditas merupakan ukuran terkait seberapa mudah dan memungkinkan bagi perusahaan dalam memenuhi jangka pendeknya seperti hutang usaha, pembayaran gaji karyawan, atau pajak. Hal ini tentunya berkaitan dengan pentingnya memiliki aset yang mudah diuangkan, atau biasa dikenal dengan nama aset lancar.
Sebuah aset disebut aset lancar jika aset tersebut mudah dikonversi menjadi uang tunai. Di dalam pasar yang mapan, aset lancar mudah diperjualbelikan karena tingginya tingkat penawaran dan permintaan.
Sebaliknya, aset tidak lancar memiliki likuiditas yang rendah. Artinya aset ini tidak mudah dikonversi menjadi uang tunai karena tingkat penawaran dan permintaannya rendah di pasaran.
Baca juga: Mau Hidup Sultan di Masa Tua? Ini Investasi untuk Dana Pensiun
Apa Saja Urutan Likuiditas Aset?
Untuk memberikan gambaran mengenai seperti apa aset yang likuid, berikut merupakan contoh urutan likuiditas dari beberapa jenis aset yang dimiliki:
- Uang tunai
- Mata uang asing
- Obligasi pemerintah
- Obligasi perusahaan
- Saham
- Komoditas
- Karya seni
Dari tujuh urutan aset lancar di atas, dapat dilihat bahwa uang tunai menempati urutan pertama, yang tentu saja artinya memang merupakan aset yang paling likuid. Urutan kedua ditempati oleh mata uang asing yang juga bisa dikonversi menjadi rupiah.
Di urutan berikutnya ada obligasi, saham, dan komoditas yang juga tidak sulit mengkonversinya menjadi uang tunai. Untuk mendapatkan harga yang bagus mungkin harus menunggu waktu yang tepat, namun tetap bisa dengan mudah dikonversi menjadi uang tunai.
Terakhir, aset yang kurang likuid adalah karya seni. Aset ini tidak bisa dengan mudah di jual di pasar bebas, karena pangsa pasar karya seni memang sangat khusus.
Bagaimana Cara Mencapai Likuiditas yang Baik?
Dalam dunia bisnis ada ilmu tentang manajemen likuiditas yang mengatur tentang bagaimana caranya mencapai likuiditas yang baik. Secara garis besar yang dibahas dalam manajemen likuiditas adalah dua hal berikut:
1. Cara Memperkirakan Kebutuhan Dana
Perhitungannya berasal dari berapa dana yang dapat dihimpun (deposit inflow), berapa dana yang harus disalurkan (fund out flow), serta apa saja komitmen pembiayaan yang dimiliki (financing commitment)
2. Cara Bank Memenuhi Kebutuhan Likuiditasnya
Bank merupakan salah satu lembaga yang harus memiliki likuiditas yang baik agar keberlangsungan operasionalnya terjaga. Cara-cara yang dilakukan bank banyak ditiru oleh lembaga lain, diantaranya memperpanjang jatuh tempo semua kewajiban, atau melakukan diversifikasi sumber dana.
Apa Fungsi Likuiditas?
Selain mencerminkan kondisi perusahaan yang sehat secara finansial karena bisa memenuhi kewajiban jangka pendeknya, likuiditas memiliki fungsi yang lain, diantaranya:
- Perusahaan dapat merasa yakin akan kondisi keuangannya, ketika dihadapkan pada keperluan dana yang mendadak
- Likuiditas yang tinggi menjadi salah satu daya tarik investor untuk memberikan suntikan dana
- Memiliki likuiditas yang tinggi berarti perusahaan memiliki alat pendukung untuk operasional sehari-hari
- Likuiditas yang tinggi menjadi salah satu tolak ukur manajemen dalam mengawasi efisiensi modal perusahaan
- Dengan likuiditas yang tinggi, perusahaan memiliki analisa dan interpretasi yang lebih baik terhadap posisi keuangan perusahaan
- Dengan memiliki likuiditas yang tinggi, perusahaan dapat leluasa melakukan pengembangan kualitas karyawan
Apa Manfaat Mengetahui Likuiditas dalam Bisnis?
Setelah memahami fungsi likuiditas, selanjutnya perlu dipahami manfaat likuiditas di dalam operasi bisnis, yaitu:
- Perusahaan dapat mengalokasikan cadangan kas atau dana darurat
Dengan mengetahui posisi likuiditas, perusahaan dapat mengevaluasi apakah memiliki cadangan kas yang cukup. Seperti halnya keuangan pribadi, perusahaan juga perlu memiliki dana darurat yang disesuaikan dengan perencanaan dan kebutuhan pembiayaan jangka pendek masing-masing.
- Perusahaan dapat menyeimbangkan antara investasi likuid dan tidak likuid
Memiliki aset likuid terlalu banyak juga tidak efektif di dalam bisnis. Hal ini bisa diartikan bahwa ada modal kerja yang menganggur dan tidak dimanfaatkan untuk diputar di dalam bisnis. Untuk itu dengan mengetahui likuiditas, perusahaan dapat mengevaluasi kembali porsi investasi yang telah dilakukan.
Apa itu Rasio Likuiditas?
Bagaimana caranya mengetahui bahwa sebuah perusahaan memiliki likuiditas yang baik?
Caranya adalah dengan mengukur rasio likuiditasnya. Rasio likuiditas merupakan salah satu rasio atau perhitungan di dunia keuangan yang berguna untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan.
Rasio likuiditas adalah pengukuran terhadap kemampuan perusahaan untuk membiayai kewajiban atau utang jangka pendeknya, dari aset yang dimilikinya. Tujuan rasio likuiditas adalah untuk mengetahui apakah perusahaan dapat menyelesaikan kewajibannya ketika jatuh tempo atau ditagih oleh pemberi hutang.
Baca juga: Punya Banyak Aset, Begini Cara Idol Kpop Mengatur Keuangannya!
Apa Saja Jenis Rasio Likuiditas?
Ada lima cara untuk menghitung rasio likuiditas. Masing-masing perhitungan akan menghasilkan skor yang disebut indeks likuiditas, yang memiliki arti:
- indeks likuiditas bernilai lebih dari 1 (>1) artinya perusahaan memiliki likuiditas yang baik, yaitu mampu mengkonversi asetnya menjadi uang tunai dalam waktu singkat
- indeks likuiditas bernilai kurang dari 1 (<1) artinya perusahaan memiliki masalah dengan likuiditas, sehingga perlu mengevaluasi kembali kewajiban jangka pendeknya.
Berikut adalah lima cara menghitung rasio likuiditas:
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar akan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membiayai kewajiban lancarnya dengan mengkonversi seluruh aset lancarnya. Ini akan membandingkan seluruh aktiva lancar dan kewajiban lancar yang dimiliki perusahaan.
Rumusnya:
Current Ratio = Current Assets / Current Liabilities
2. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio cepat akan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membiayai kewajiban lancarnya dengan mengkonversi aset lancarnya kecuali persediaan. Karena mengkonversi persediaan menjadi uang tunai membutuhkan waktu yang lebih lama, rasio ini hanya akan memasukkan uang tunai dan aset setara kas yang dimiliki dalam perhitungan.
Rumus:
Quick Ratio = (Current Assets – Inventory) / Current Liabilities
3. Rasio Kas (Cash Ratio)
Perhitungan ini mengasumsikan bahwa perusahaan hanya bisa menggunakan uang tunai dan setara kas saja untuk membayar kewajibannya.
Rumusnya:
Cash Ratio = (Cash + Cash Equivalent) / Current Liabilities
4. Rasio Perputaran Kas (Cash Turnover Ratio)
Rasio ini akan memberikan gambaran mengenai berapa frekuensi uang kas yang diperoleh perusahaan dari pendapatan bersihnya. Cara menghitungnya adalah dengan membandingkan nilai penjualan bersih dengan total uang kas dan setara kas.
Rumus:
Cash Turnover Ratio = Net Revenue / (Cash + Cash Equivalent)
5. Rasio Modal Kerja (Working Capital to Asset Ratio)
Rasio ini akan memberikan gambaran tingkat likuiditas dari membandingkan total aset perusahaan dengan kewajiban, dibagi dengan jumlah aset.
Rumus:
WCTA = (Current Assets – Current Liabilities) / Total Assets
Demikian penjelasan mengenai definisi, fungsi, manfaat, serta cara menghitung likuiditas. Konsep likuiditas juga dapat diterapkan ke dalam keuangan pribadi lho. Karena masing-masing pribadi juga perlu menjaga tingkat likuiditasnya, sehingga ketika ada kebutuhan mendadak, aset yang dimiliki dapat segera dikonversi menjadi uang tunai.
Dapatkan informasi menarik dari artikel Moxa lainnya. Download aplikasi Moxa untuk memudahkan kamu menikmati berbagai fiturnya. Nikmati kemudahan untuk mengajukan kredit dan pinjaman, beli asuransi, dan berinvestasi hanya dengan satu aplikasi.