Bronkopneumonia adalah suatu kondisi peradangan pada paru-paru yang umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri. Penyakit ini umumnya terjadi pada anak-anak dan orang dewasa yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Bronkopneumonia bisa menjadi kondisi yang serius dan membutuhkan pengobatan dan perawatan medis yang tepat.
Apa Itu Bronkopneumonia?
Bronkopneumonia adalah infeksi paru-paru yang mengakibatkan peradangan pada jaringan bronkial. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, seperti Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, atau Mycoplasma pneumoniae.
Infeksi tersebut menyebabkan bronkus, yaitu saluran udara yang terhubung ke paru-paru, menjadi meradang dan terisi dengan lendir atau nanah. Hal ini mengakibatkan kesulitan bernapas dan gejala lain yang terkait.
Penyebab Bronkopneumonia
Bronkopneumonia umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus yang menyebar melalui udara yang terinfeksi atau kontak langsung dengan orang yang sudah terinfeksi.
Penyebab bronkopneumonia yang paling umum adalah infeksi paru-paru bakteri, seperti Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenza tipe b (Hib).
Adanya kuman berbahaya dapat memasuki bronkus dan alveoli lalu mulai berkembang biak. Sistem kekebalan tubuh menghasilkan sel darah putih yang menyerang kuman ini, yang menyebabkan peradangan.
Infeksi terjadi ketika organisme telah berkembang biak cukup banyak dan daya tahan tubuh melemah. Pada akhirnya, terjadi peradangan dan kerusakan pada bronkus serta paru-paru.
Seseorang dapat terserang bronkopneumonia jika menghirup bakteri, virus, atau jamur tersebut. Saat terhirup, organisme tadi akan berkumpul di tenggorokan dan masuk ke alveoli.
Baca Juga: 10 Ciri-Ciri atau Gejala Tifus, Waspada sebelum Terlambat!
Faktor Risiko Bronkopneumonia
Ada beberapa faktor risiko yang dapat membuat seseorang lebih rentan terkena penyakit ini, seperti:
1. Usia Lanjut
Sistem kekebalan tubuh manusia cenderung melemah seiring bertambahnya usia. Hal ini membuat orang tua lebih rentan terhadap infeksi paru-paru.
2. Sistem Kekebalan Tubuh Melemah
Sistem kekebalan tubuh yang lemah dapat meningkatkan risiko infeksi paru-paru, termasuk bronkopneumonia
Beberapa kondisi yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh meliputi infeksi HIV/AIDS, penyakit autoimun, serta pengobatan imunosupresif
3. Merokok
Kandungan toksin dalam asap rokok dapat merusak jaringan paru-paru dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.
Selain itu, merokok juga dapat menghambat pergerakan silia (rambut-rambut kecil yang membantu membersihkan paru-paru) sehingga memudahkan bakteri masuk ke paru-paru.
4. Paparan Asap Rokok Pasif
Paparan asap rokok pasif juga dapat meningkatkan risiko bronkopneumonia. Baik anak-anak maupun orang dewasa yang terus-menerus terpapar asap rokok dapat mengalami kerusakan pada saluran pernapasan mereka.
5. Penyakit Kronis Lainnya
Orang-orang dengan penyakit kronis lainnya, seperti penyakit jantung, diabetes, atau PPOK, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami bronkopneumonia.
Kondisi-kondisi ini dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi.
Gejala Bronkopneumonia
Beberapa gejala umum yang mungkin muncul antara lain:
1. Batuk
Batuk yang menghasilkan lendir atau nanah dapat menjadi tanda bronkopneumonia.
2. Demam
Kenaikan suhu tubuh yang tinggi adalah gejala umum infeksi paru-paru.
3. Kesulitan Bernapas
Seseorang dengan bronkopneumonia mungkin mengalami kesulitan bernapas atau napas yang cepat dan pendek.
4. Nyeri Dada
Adanya rasa nyeri pada dada saat bernapas dalam adalah gejala yang sering terjadi.
5. Mudah Kelelahan
Infeksi paru-paru dapat menyebabkan kelelahan dan kelemahan.
Baca Juga: 10 Cara Mencegah Asam Lambung, Hindari Penyebabnya Ini!
Obat Bronkopneumonia
Untuk mendiagnosis bronkopneumonia, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan meminta riwayat kesehatan pasien
Pengobatan bronkopneumonia sering melibatkan penggunaan antibiotik untuk memerangi infeksi. Beberapa obat-obatan yang umum digunakan meliputi:
1. Antibiotik
Antibiotik seperti amoksisilin, sefuroksim, atau azitromisin sering diresepkan untuk mengatasi infeksi bakteri pada bronkopneumonia.
2. Obat Antipiretik
Untuk mengurangi demam, obat antipiretik seperti parasetamol atau ibuprofen dapat diberikan.
3. Obat Batuk
Obat batuk ekspektoran atau antitusif dapat diberikan untuk meredakan batuk yang disertai dahak atau batuk yang mengganggu.
4. Terapi Oksigen
Jika penderita mengalami kesulitan bernapas, terapi oksigen dapat diberikan untuk membantu memberikan oksigen yang cukup ke dalam tubuh.
Pengobatan bronkopneumonia melibatkan penggunaan obat-obatan seperti antibiotik, antivirus, atau antijamur, tergantung pada penyebab infeksi.
Pastikan kamu mengikuti petunjuk penggunaan obat dan menjaga kebersihan diri untuk mencegah infeksi berulang.
Semoga informasi ini bermanfaat dan membantumu memahami lebih lanjut tentang bronkopneumonia.
Dapatkan Polis Asuransi Terbaik di Moxa
Selain menjaga kesehatan dengan baik, membekali diri dengan asuransi kesehatan, asuransi penyakit kritis, dan asuransi jiwa juga sangat penting.
Asuransi dapat mencegah kamu dari kerugian finansial dari berbagai risiko. Membeli asuransi kini tidak perlu dengan ribet karena bisa online. Kamu bisa mendapatkan beberapa jenis asuransi di Moxa. Berikut cara beli asuransi di Moxa:
- Buka aplikasi Moxa, lalu pilih Asuransi.
- Pilih jenis informasi yang kamu butuhkan.
- Masukkan data yang dibutuhkan dengan benar sesuai dengan jenis asuransi.
- Klik “Ajukan Sekarang”.
Tersedia berbagai perlindungan mulai dari asuransi penyakit kritis, asuransi jiwa, asuransi mobil, asuransi kebakaran, asuransi kecelakaan, hingga asuransi Covid-19 yang bisa kamu pilih sesuai dengan kebutuhan.
Membeli asuransi secara online tentu lebih mudah. Transaksi di Moxa juga dijamin aman karena sudah berizin dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan.