Dalam investasi, portofolio adalah kumpulan berbagai aset keuangan yang dimiliki oleh seorang investor dengan tujuan untuk mencapai keuntungan finansial dalam jangka pendek maupun panjang. Melalui diversifikasi portofolio, investor dapat mengurangi risiko sekaligus memaksimalkan potensi keuntungan dari investasi mereka.
Jika kamu ingin mengetahui pembahasan secara rinci pengertian portofolio investasi, jenis-jenisnya, serta langkah-langkah praktis untuk membangunnya yang sesuai dengan tujuan keuangan dan profil risiko kamu, simak selengkapnya di bawah ini.
Pengertian Portofolio Investasi
Investasi portofolio adalah strategi investasi di mana seorang investor mengalokasikan dananya ke dalam berbagai jenis aset, seperti saham, obligasi, reksa dana, dan aset lainnya, dengan tujuan untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan potensi keuntungan.
Dengan membangun portofolio yang terdiversifikasi, investor dapat mengurangi dampak negatif dari penurunan nilai pada satu jenis aset, karena kerugian di satu area dapat diimbangi dengan keuntungan di area lain. Investasi portofolio memungkinkan investor untuk menyeimbangkan eksposur risiko mereka sambil tetap mengejar pertumbuhan nilai investasi secara keseluruhan.
Baca Juga: Inflasi Melonjak 5.95%, Investasi Apa sih yang Menguntungkan?
Jenis Portofolio Investasi
Jenis portofolio investasi bervariasi bergantung kepada tujuan, profil risiko, dan preferensi investor. Berikut beberapa jenis portofolio investasi yang umum:
1. Portofolio Agresif (Aggressive Portfolio)
Portofolio ini berfokus pada investasi dengan potensi pengembalian yang tinggi, seperti saham perusahaan teknologi atau startup, yang biasanya juga disertai dengan risiko yang lebih besar.
Investor yang memilih portofolio ini siap menghadapi fluktuasi nilai yang signifikan dalam jangka pendek untuk memperoleh keuntungan maksimal dalam jangka panjang.
2. Portofolio Konservatif (Conservative Portfolio)
Portofolio konservatif berisikan investasi yang dianggap jauh lebih aman, layaknya obligasi pemerintah dan deposito. Tujuannya untuk dapat melindungi modal dengan risiko seminimal mungkin, meskipun potensi pengembaliannya yang juga relatif rendah. Portofolio satu ini cocok bagi investor yang mengutamakan stabilitas serta keamanan investasi, terutama dalam waktu jangka pendek.
3. Portofolio Pendapatan (Income Portfolio)
Portofolio pendapatan dirancang untuk menghasilkan arus kas yang stabil, biasanya melalui investasi pada obligasi, reksa dana pendapatan tetap, atau saham dividen.
Jenis portofolio ini ideal bagi investor yang membutuhkan pendapatan rutin dari investasinya, seperti pensiunan atau mereka yang ingin melengkapi penghasilan mereka.
4. Portofolio Pertumbuhan (Growth Portfolio)
Portofolio ini berfokus pada investasi di aset yang memiliki potensi pertumbuhan nilai yang tinggi, seperti saham perusahaan yang sedang berkembang atau sektor industri yang inovatif.
Meskipun ada risiko yang lebih tinggi, investor mengharapkan kenaikan nilai investasi yang signifikan seiring waktu.
5. Portofolio Terdiversifikasi (Diversified Portfolio)
Portofolio terdiversifikasi menggabungkan dari berbagai jenis aset, layaknya saham, obligasi, properti, hingga komoditas, agar mengurangi risiko dengan tidak menaruh seluruh dana pada satu jenis investasi.
Diversifikasi ini membantu menjaga stabilitas portofolio, karena penurunan nilai pada satu aset dapat diimbangi oleh kenaikan pada aset lainnya.
6. Portofolio Internasional (International Portfolio)
Portofolio internasional mencakup investasi di pasar luar negeri, seperti saham atau obligasi dari perusahaan di negara lain.
Diversifikasi global ini memungkinkan investor untuk mengambil keuntungan dari peluang di berbagai pasar internasional, sambil mengurangi risiko yang terkait dengan ketergantungan pada satu negara atau ekonomi.
7. Portofolio Sektor (Sector Portfolio)
Portofolio sektor berfokus pada investasi dalam satu ataupun beberapa sektor tertentu, misalnya teknologi, kesehatan, hingga energi. Investor yang percaya pada potensi pertumbuhan jangka panjang di sektor-sektor tertentu akan memilih jenis portofolio ini, meskipun risiko terkait sektor spesifik juga harus dipertimbangkan.
Baca Juga: Gak Perlu Modal Gede, Ini Investasi Modal Kecil Untung Besar
Cara Membuat Portofolio Investasi
Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat portofolio investasi:
1. Menentukan Tujuan Investasi
Langkah pertama adalah menetapkan tujuan keuangan kamu, seperti membeli rumah, pendidikan anak, pensiun, atau hanya untuk meningkatkan kekayaan.
Tujuan ini akan dapat mempengaruhi jenis aset yang nantinya kamu pilih dan jangka waktu investasi.
2. Menilai Profil Risiko
Setiap investor memiliki toleransi risiko yang berbeda. Tentukan seberapa besar risiko yang siap kamu tanggung. Investor dengan profil risiko tinggi mungkin lebih condong pada saham, sementara yang lebih konservatif mungkin memilih obligasi atau instrumen berisiko rendah.
3. Menentukan Alokasi Aset (Asset Allocation)
Alokasi aset adalah proses membagikan dana kamu di antara berbagai kelas aset, seperti saham, obligasi, reksa dana, dan komoditas. Alokasi aset ini harus dapat mencerminkan tujuan investasi serta toleransi risiko kamu.
Misalnya, portofolio agresif mungkin terdiri dari 70% saham dan 30% obligasi, sedangkan portofolio konservatif mungkin hanya memiliki 20% saham dan 80% obligasi.
4. Memilih Instrumen Investasi
Setelah menentukan alokasi aset, pilihlah instrumen investasi spesifik dalam setiap kategori. Kamu dapat memilih saham individual, reksa dana, ETF, obligasi pemerintah atau korporasi, atau aset lainnya sesuai dengan strategi kamu.
5. Diversifikasi Portofolio
Diversifikasi adalah kunci untuk mengurangi risiko. Sebaiknya jangan menaruh semua dana kamu dalam satu jenis aset atau satu perusahaan. Dengan menyebarkan investasi di berbagai sektor, geografi, dan kelas aset, kamu dapat mengurangi potensi kerugian besar.
6. Monitoring dan Rebalancing
Portofolio investasi harus dipantau secara berkala untuk memastikan tetap selaras dengan tujuan dan toleransi risiko kamu. Pasar selalu berubah, dan ini bisa membuat alokasi aset bergeser dari rencana awal. Melakukan rebalancing, yaitu dengan menyesuaikan kembali alokasi aset, agar portofolio tetap optimal.
7. Mengelola Emosi dan Disiplin Investasi
Emosi seringkali menjadi tantangan terbesar dalam investasi. Tetap disiplin dengan strategi yang telah kamu tetapkan, hindari keputusan investasi berdasarkan ketakutan atau keserakahan, dan berfokuslah pada tujuan jangka panjang.
8. Mempertimbangkan Konsultasi dengan Profesional
Jika kamu merasa kurang yakin dengan kemampuan kamu dalam menyusun portofolio, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan penasehat keuangan profesional. Mereka dapat membantumu membuat rencana yang sesuai dengan situasi keuangan dan tujuanmu.
Cara Investasi Reksa Dana di Moxa
Mulai buat portofolio investasimu dengan investasi reksa dana. Tidak perlu modal yang besar untuk investasi reksa dana. Transaksi reksa dana di aplikasi Moxa lebih praktis dan mulai dari Rp10.000 saja. Berikut cara daftarnya:
- Pilih menu reksa dana di aplikasi Moxa.
- Klik kategori reksa dana yang kamu inginkan (Pasar Uang dan Pendapatan Tetap disarankan untuk jangka pendek)
- Pilih produk reksa dana yang diinginkan dan lihat performanya.
- Jika sudah merasa cocok dengan produk reksa dana tersebut, klik “Beli”.
- Masukkan jumlah yang ingin diinvestasikan. Kemudian pilih “Selanjutnya”.
- Lakukan proses pembayaran dan pastikan kamu sudah top up RDN-mu. Terakhir, klik “Bayar Sekarang”.
Transaksi reksa dana di Moxa tidak perlu khawatir soal keamanan karena sudah berizin dan diawasi OJK. Yuk, mulai investasi dari sekarang!