Ablasi jantung merupakan prosedur medis yang bertujuan untuk menghancurkan atau menghentikan sinyal listrik yang tidak normal pada jantung. Prosedur ini umumnya dilakukan untuk mengatasi kelainan irama jantung, seperti fibrilasi atrium.
Meskipun merupakan tindakan yang canggih, namun ada pertimbangan biaya dan risiko yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk menjalani ablasi jantung. Biaya prosedur ini bisa bervariasi tergantung pada lokasi, rumah sakit, dan jenis asuransi.
Seperti tindakan medis lainnya, ablasi jantung juga memiliki risiko. Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk memahami secara menyeluruh apa itu ablasi jantung sebelum memutuskan untuk menjalani tindakan ini. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai ablasi jantung, simak selengkapnya di bawah ini.
Baca juga: Penyebab Penyumbatan Jantung, Gejala, dan Obatnya
Pasien yang Memerlukan Ablasi Jantung
Ablasi jantung biasanya direkomendasikan untuk pasien yang mengalami gangguan irama jantung, terutama jika gejalanya tidak dapat dikendalikan dengan obat-obatan atau terapi lainnya.
Pasien yang mungkin memerlukan ablasi jantung adalah yang mengalami kondisi seperti fibrilasi atrium, takikardia atrium, atau gangguan irama jantung lain yang tidak responsif terhadap pengobatan konservatif.
Tindakan ablasi jantung juga dapat dipertimbangkan jika pasien memiliki gejala yang signifikan, seperti detak jantung tidak teratur, pusing, atau sesak napas. Keputusan untuk menjalani ablasi jantung harus dibuat setelah konsultasi mendalam dengan tim medis untuk mengevaluasi manfaat potensial, risiko, dan alternatif pengobatan.
Baca Juga: 4 Tips Gaya Hidup Sehat untuk Menjaga Kesehatan Jantung
Prosedur Ablasi Jantung
Prosedur yang dapat kamu lakukan akan bergantung pada jenis gangguan irama jantung abnormal yang kamu derita. Prosedur ini dilakukan di rumah sakit oleh staf yang terlatih. Berikut langkah-langkahnya:
- Kamu akan diberikan obat penenang (anestesi) untuk membuatmu rileks dan tidak merasakan sakit.
- Kulit pada lengan, selangkangan, dan leher akan dibersihkan dengan rapi dan akan dibuat mati rasa oleh obat bius.
- Selanjutnya, dokter akan membuat tusukan jarum melalui kulit kamu dan masuk ke dalam pembuluh darah (biasanya vena, kadang juga arteri) pada selangkangan kamu.
- Sebuah tabung kecil seukuran jerami akan dimasukan ke dalam pembuluh darah. Dokter akan memandu dengan lembut kateter (tabung tipis dan panjang) ke dalam pembuluh darah melalui selongsong.
- Layar video akan menunjukkan posisi kateter. Kamu mungkin akan merasakan tekanan pada selangkangan kamu, tetapi seharusnya kamu tidak merasakan sakit.
- Dokter memasukkan tabung tipis dan panjang dengan kabel, yang biasa disebut kateter elektroda, melalui selongsong dan memasukkannya ke dalam jantungmu.
- Untuk dapat menemukan jaringan yang abnormal, yang menyebabkan aritmia, dokter mengirimkan impuls listrik kecil melalui kateter elektroda. Hal itu dapat mengaktifkan jaringan abnormal yang menyebabkan aritmia. Kateter lainnya akan merekam sinyal untuk menemukan lokasi abnormal.
- Dokter kemudian menempatkan kateter di lokasi yang tepat pada jantung, dimana sel-sel abnormal berada.
- Kateter lalu diarahkan ke arah sel-sel abnormal berada dan diberikan laser. Energi dingin (cryoablation) dan energi panas (radiofrekuensi). Ini dapat menghancurkan sel-sel abnormal tersebut.
- Ablasi kateter biasanya memakan waktu 2 hingga 4 jam. Jika kamu memiliki lebih dari satu area abnormal, maka akan memakan waktu lebih lama lagi.
Baca juga: Aktivitas Sederhana Ini Ternyata Bisa Cegah Penyakit Jantung Lho!
Risiko Ablasi Jantung
Ablasi jantung memang dapat menyembuhkan total aritmia, akan tetapi terdapat risiko komplikasi yang disebabkan tindakan ablasi jantung, yaitu:
- Pendarahan atau infeksi pada lokasi masuknya kateter.
- Aritmia baru atau memburuk.
- Kerusakan pada pembuluh darah akibat masuknya kateter.
- Kerusakan katup jantung dan sistem kondisi jantung.
- Pembekuan darah di paru-paru atau kaki (trombomboelivena).
- Detak jantung lambat yang membutuhkan alat pacu jantung untuk diperbaiki.
- Serangan jantung atau stroke.
- Penyempitan pembuluh darah antara jantung dan paru-paru.
- Kematian, meskipun kasusnya jarang terjadi.
- Kerusakan ginjal karena zat kontras.
Baca Juga: Waduh, 3 Penyakit Kritis Ini Punya Biaya Pengobatan Termahal
Biaya Ablasi Jantung
Biaya operasi ablasi jantung di Indonesia dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, termasuk lokasi rumah sakit, tingkat fasilitas, pengalaman dokter dan tim medis, serta kompleksitas kondisi pasien. Selain itu, biaya juga dapat terpengaruh oleh jenis asuransi yang kamu miliki.
Umumnya, biaya operasi di Indonesia dapat berkisar mulai dari puluhan juta hingga ratusan juta rupiah. Contohnya biaya ablasi jantung di Eka Hospital adalah Rp108 juta sampai Rp180 juta. Lalu di Rumah Sakit Mayapada biayanya mulai dari Rp58 hingga Rp142 jutaan.
Asuransi Penyakit Kritis Menanggung Penyakit Jantung
Selain memiliki asuransi kesehatan, penting juga untuk memiliki asuransi penyakit kritis. Apalagi untuk individu yang memiliki risiko mengalami penyakit kritis seperti penyakit jantung atau kanker. Faktor risiko seperti ini bisa dilihat salah satunya dari faktor keturunan.
Nantinya asuransi kesehatan akan membantu dalam hal pengobatan. Sedangkan asuransi penyakit kritis umumnya memberikan pertanggungan uang tunai yang bisa digunakan untuk menggantikan penghasilan tertanggung selama menjalani pengobatan.
Dapatkan asuransi penyakit kritis terbaik dari Astra melalui aplikasi Moxa. Tersedia juga berbagai asuransi lainnya yang bisa kamu dapatkan online mulai dari asuransi jiwa, asuransi mobil, asuransi kecelakaan, hingga asuransi kebakaran.