Cara Menghitung Uang Pertanggungan — Asuransi jiwa merupakan salah satu produk asuransi yang tujuannya adalah untuk melindungi risiko finansial berupa hilangnya pendapatan keluarga karena ketidaksanggupan si tulang punggung keluarga untuk mencari nafkah.
Dalam asuransi jiwa, uang pertanggungan menjadi komponen utama yang harus diperhitungkan sebelum kamu memilih produk. Besaran uang pertanggungan tentu harus cukup dan bisa bermanfaat bagi keluarga yang ditinggal. Lantas berapa ya jumlah uang pertanggungan yang ideal buat kita? Gimana cara ngitungnya?
Yuk kita ulas lebih dalam mengenai uang pertanggungan.
Baca juga: Wajib Tahu! Ini Jenis-jenis Biaya Asuransi yang Perlu Dikeluarkan
Apa itu Uang Pertanggungan?
UP atau Uang Pertanggungan adalah jumlah uang yang harus dibayarkan perusahaan asuransi jika pemegang polis mengajukan klaim atas risiko yang dijamin dalam program asuransi.
Besaran uang pertanggungan itu beragam, ada yang puluhan juta Rupiah hingga miliaran Rupiah. Jumlah uang pertanggungan itu juga bisa kita tentukan lho di awal. Namun ketahui juga bahwa semakin besar uang pertanggungan yang diinginkan maka semakin besar pula premi yang harus dibayarkan.
Jangan salah, banyak pemegang polis yang terjebak dengan angka pertanggungan ini. Pasalnya mereka menghitung nilai pertanggungan tersebut untuk kehidupan saat ini dan mengabaikan faktor inflasi. Saat ini, melihat uang Rp 100 juta mungkin terasa besar tapi apa kabarnya dalam 20 atau 30 tahun mendatang?
Cara Menentukan Uang Pertanggungan yang Sesuai
Seperti yang dijelaskan di atas, uang pertanggungan jumlahnya harus ideal. Gak berlebih dan gak terlalu sedikit. Karena jika berlebih preminya bakal mahal, tapi jika kurang maka proteksi kita gak maksimal. Ada dua cara mudah yang bisa kamu lakukan buat memperhitungkan besarnya uang pertanggungan.
1. Metode Human Live Value atau Nilai Hidup Manusia (HLV)
Sesuai namanya, dalam cara menghitung uang pertanggungan ini melihat kamu sebagai manusia yang memiliki “nilai ekonomi.” Jelas dong, kamu saat ini bekerja dan menghasilkan nilai (uang) dalam jumlah tertentu.
Menurut metode HLV, uang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
UP = E X (((1+R)^ N)-1)/R
Di mana,
E = Pengeluaran / Penghasilan bulanan X 12
R = Inflasi Tahunan
N = Waktu Pertanggungan (Tahun)
UP = Uang Pertanggungan
Contoh kasus:
Pak Michael memiliki penghasilan sebesar Rp 10 juta rupiah per bulan, jika asumsi suku bunga investasi rendah risiko di Indonesia adalah 6% per tahun atau 0,5% per bulan, lalu asumsi inflasi tahunan 3%, Berapakan UP pak Michael?
UP = E X (((1+R)^ N)-1)/R
UP= Rp 10 juta X 12 bulan (((1+ 3%)^20)-1) /3%
UP= Rp 3,2 miliar
2. Pendekatan Pengeluaran
Dalam metode ini, kamu menghitung besarnya uang pertanggungan dengan memperhitungkan besarnya bunga atau return apabila uang pertanggungan yang akan diterima disimpan dalam produk investasi IBV dapat dihitung dengan rumus berikut ini:
UP: Pengeluaran setahun/Suku bunga deposito per bulan
Jika menggunakan contoh kasus di atas, jika saja pengeluaran tahunan pak Michael adalah Rp 120 juta, dan asumsi bunga investasi rendah risiko adalah 6%, maka seperti inilah perhitungannya:
UP= Rp 120 Juta/6% = Rp 2 miliar
Itulah dua cara menghitung uang pertanggungan yang bisa kamu pilih sebelum menentukan produk asuransi jiwa yang bisa kamu lakukan. Selalu ingat bahwa setiap metode di atas tentu saja harus disesuaikan oleh kebutuhan dan kesanggupan finansial nasabah yang bersangkutan.
Baca juga: Tips Memilih Asuransi Terbaik dan Terpercaya
Kini mengajukan Asuransi Jiwa semakin aman dan mudah lewat Moxa. Jenis proteksi dan premi bisa kamu sesuaikan dengan kebutuhan. Kapan dan dimana saja, #TemanMoxa beserta keluarga akan terlindungi. Hati tenang, aktivitas jadi lancar, hanya di moxa, karena #DenganMoxaSemuaBisa!