Anxiety atau kecemasan merupakan perasaan khawatir secara berlebihan terhadap hal-hal yang belum tentu terjadi. Gejala anxiety bisa mempengaruhi siapa saja, tanpa memandang usia atau latar belakang. Ketika kecemasan ini muncul secara terus-menerus, hal itu dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup seseorang.
Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala anxiety sejak dini dan mengetahui cara yang efektif untuk mengatasinya. Berikut di bawah ini penjelasan berbagai gejala anxiety serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengelola dan mengatasi perasaan cemas dengan cara yang sehat dan tepat.
Gejala Anxiety Disorder
Anxiety disorder adalah gangguan kecemasan yang lebih parah dan berlangsung lama, yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang. Gejala anxiety disorder bervariasi, namun beberapa gejala umum yang sering muncul meliputi:
- Perasaan cemas berlebihan
- Kekhawatiran yang mengganggu
- Sulit berkonsentrasi
- Gejala fisik seperti detak jantung cepat, sesak napas, pusing, gemetar, atau mual
- Gangguan tidur, seperti sulit tidur atau sering terbangun di malam hari
- Menghindari situasi atau tempat tertentu
- Kelelahan secara fisik dan mental
Baca Juga: Apa Itu Self Healing? Ini Manfaat dan 6 Cara Melakukannya yang Benar
Penyebab Anxiety Disorder
Penyebab anxiety disorder dapat bervariasi, dan sering kali melibatkan kombinasi faktor genetik, lingkungan, dan psikologis. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan atau memicu anxiety disorder meliputi:
1. Faktor Genetik
Biasanya, kecenderungan untuk mengalami gangguan kecemasan juga bisa diturunkan dalam keluarga. Jika terdapat riwayat keluarga yang memiliki gangguan kecemasan atau gangguan mental lainnya, seseorang mungkin dapat memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya.
2. Faktor Kimia Otak
Ketidakseimbangan zat kimia di otak, seperti serotonin, norepinefrin, dan GABA, dapat berkontribusi terhadap munculnya kecemasan yang berlebihan.
3. Stres Berkepanjangan
Pengalaman hidup yang penuh tekanan, seperti masalah pekerjaan, masalah keuangan, atau konflik dalam hubungan, dapat memicu atau memperburuk gangguan kecemasan.
4. Pengalaman Traumatis
Penyebab anxiety selanjutnya adalah pengalaman traumatis. Peristiwa traumatis seperti kecelakaan, kehilangan orang yang disayangi, pelecehan fisik atau emosional, atau bencana alam dapat menyebabkan kecemasan yang berkepanjangan.
5. Faktor Lingkungan dan Kehidupan Sehari-hari
Lingkungan yang penuh stres atau kurang mendukung, seperti kehidupan yang penuh tuntutan tinggi, kurangnya dukungan sosial, atau isolasi, juga dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan.
6. Kondisi Medis Lainnya
Beberapa kondisi medis, seperti gangguan jantung, hipertiroidisme, atau gangguan pernapasan, dapat memicu gejala kecemasan atau memperburuk gangguan kecemasan yang sudah ada.
7. Penyalahgunaan Zat
Penggunaan alkohol, narkoba, atau obat-obatan tertentu dapat memengaruhi keseimbangan kimia otak dan meningkatkan kecemasan.
Baca Juga: Coping Mechanism adalah Strategi Menghadapi Tantangan Hidup
Kapan Harus Ke Dokter?
Kamu sebaiknya berkonsultasi dengan dokter jika gejala anxiety mulai mengganggu aktivitas sehari-hari atau kualitas hidup kamu. Beberapa tanda yang menunjukkan bahwa kamu perlu mencari bantuan medis antara lain:
- Gejala cemas terus-menerus lebih dari enam bulan atau sulit dihentikan meskipun sudah berusaha mengatasi secara alami.
- Kesulitan mengendalikan kecemasan, bahkan dalam situasi yang tidak berbahaya.
- Kecemasan mengganggu aktivitas sehari-hari seperti bekerja, sekolah, atau hubungan sosial.
- Gejala fisik yang mengganggu, seperti sesak napas, detak jantung cepat, pusing, atau mual.
- Gangguan tidur, kesulitan tidur atau tidur yang tidak nyenyak dalam jangka panjang.
- Sering mengalami serangan panik disertai perasaan ketakutan atau kehilangan kontrol tubuh.
Cara Mengatasi Anxiety Disorder
Mengatasi anxiety disorder memerlukan pendekatan yang komprehensif, yang melibatkan pengelolaan psikologis, fisik, dan terkadang medis. Berikut beberapa cara yang bisa membantu mengatasi anxiety disorder:
1. Terapi Kognitif Perilaku (CBT)
CBT adalah pendekatan psikoterapi yang berfokus pada mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif yang berkontribusi pada kecemasan.
Terapi ini membantu individu untuk memahami hubungan antara pikiran, perasaan, dan perilaku mereka, serta memberikan keterampilan untuk mengatasi situasi yang memicu kecemasan. Melalui teknik seperti restrukturisasi kognitif dan latihan perilaku, pasien dapat belajar cara berpikir dan bertindak yang lebih adaptif.
2. Terapi Eksposur
Terapi eksposur adalah metode yang digunakan untuk membantu individu menghadapi dan mengatasi ketakutan mereka secara bertahap.
Dalam terapi ini, pasien secara sistematis dihadapkan pada situasi atau objek yang menimbulkan kecemasan, dimulai dari yang paling tidak menakutkan hingga yang paling menakutkan. Tujuannya adalah untuk mengurangi sensitivitas terhadap pemicu kecemasan dan meningkatkan kemampuan individu untuk mengatasi ketakutan mereka.
3. Terapi Dialektik Perilaku (DBT)
DBT adalah bentuk terapi yang awalnya dikembangkan untuk mengatasi gangguan kepribadian ambang, tetapi juga efektif untuk kecemasan. Terapi ini menggabungkan elemen CBT dengan teknik mindfulness dan pelatihan keterampilan interpersonal.
Fokusnya adalah pada pengembangan keterampilan untuk mengelola emosi, meningkatkan hubungan, dan mengurangi perilaku merusak diri.
4. Terapi Acceptance and Commitment (ACT)
ACT adalah pendekatan yang menekankan penerimaan terhadap pikiran dan perasaan yang tidak menyenangkan, alih-alih berusaha untuk mengubahnya.
Terapi ini membantu individu untuk berkomitmen pada tindakan yang selaras dengan nilai-nilai mereka, meskipun ada kecemasan. Dengan menggunakan teknik mindfulness, pasien belajar untuk hidup di saat ini dan mengurangi pengaruh negatif dari kecemasan dalam hidup mereka.
5. Terapi Psikoanalitik
Terapi psikoanalitik adalah jenis terapi yang membantu individu memahami pikiran dan perasaan yang tidak disadari, salah satunya adalah dengan mengeksplorasi pengalaman masa lalu dan hubungan mereka.
Dalam sesi terapi, pasien berbicara tentang berbagai aspek hidup mereka, dan terapis membantu mengidentifikasi pola atau masalah yang mungkin menyebabkan kecemasan.
Tujuannya adalah untuk memberikan wawasan yang lebih dalam sehingga pasien dapat mengatasi masalah emosional dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
6. Terapi Kelompok
Terapi kelompok melibatkan sekelompok individu yang mengalami masalah serupa, yang dipandu oleh seorang terapis. Peserta dapat berbagi pengalaman, belajar dari satu sama lain, dan memberikan dukungan emosional.
Terapi kelompok dapat membantu mengurangi rasa isolasi dan memberikan perspektif baru tentang cara mengatasi kecemasan.
7. Obat-obatan
Obat-obatan seperti antidepresan (misalnya, SSRI) dan anxiolytics (seperti benzodiazepin) sering diresepkan untuk mengelola gejala kecemasan.
Antidepresan bekerja dengan menyeimbangkan neurotransmitter di otak, yang dapat membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan suasana hati.
Sementara itu, anxiolytics dapat memberikan bantuan cepat untuk gejala kecemasan, tetapi biasanya direkomendasikan untuk penggunaan jangka pendek karena risiko ketergantungan. Semua obat-obatan ini hanya boleh dikonsumsi di bawah pengawasan dokter.
Selain menjalani pengobatan seperti yang disebutkan di atas, seseorang yang mengalami anxiety juga disarankan untuk melakukan perawatan diri seperti olahraga teratur, latihan pernapasan, meditasi, hingga latihan mindfulness.
Beri kenyamanan pada diri kamu agar anxiety dapat hilang dengan perlahan. Sama seperti proteksi jiwa yang harus dimiliki untuk orang yang disayangi.
Untuk proteksi jiwa yang dapat dipercaya bisa kamu dapatkan hanya di aplikasi moxa. Begini detail untuk mendapatkannya:
- Download Moxa di Play Store atau App Store.
- Registrasi data diri kamu
- Pilih produk asuransi jiwa
- Lengkapi form yang harus diisi
Setelah masuk dan mendaftar, kamu bisa menikmati berbagai macam fitur menarik lainnya, mulai dari kredit mobil, kredit motor, pinjaman tunai, kredit hp dan elektronik, tabungan, hingga investasi reksa dana.