Tifus adalah salah satu penyakit umum yang kerap menyerang anak-anak hingga orang dewasa. Tifus biasanya disebabkan oleh makanan atau minuman yang kurang bersih saat dikonsumsi. Seperti penyakit lainnya, tentu tifus juga memberikan gejala yang bisa dikenali saat menyerang tubuh. Yuk, simak artikel ini agar lebih mengenal ciri-ciri gejala tifus, dan bagaimana mencegahnya.
Tifus
Tifus atau demam tifoid (typhoid fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi dari bakteri Salmonella typhi. Bakteri ini biasanya mengkontaminasi makanan atau minuman yang dikonsumsi.
Penyakit ini biasanya terjadi di negara miskin atau berkembang, dimana terdapat sanitasi yang buruk, kurangnya kebersihan, serta banyaknya penduduk sehingga banyak kontak manusia yang erat.
Di tahun 2017, World Health Organization (WHO) telah mencatat ada 1.500.000 kasus tifus per tahun. Sayangnya, tifus masih banyak ditemui di Indonesia.
Baca juga: 7 Obat Sakit Gigi Alami untuk Pertolongan Pertama
Tifus dan Tipes Apakah Aama?
Banyak orang awam yang salah mengira bahwa Tifus dan Tipes adalah dua penyakit yang sama. Gejala keduanya memang ada kemiripan, namun dua jenis penyakit ini disebabkan oleh dua hal yang berbeda.
Tifus (typhoid) disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi, yang penyebarannya melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Sedangkan Tipes (typhus) disebabkan oleh bakteri Rickettsia dan Orientia, yang penyebarannya melalui gigitan kutu atau tungai.
Ciri-ciri Gejala Tifus
Tifus adalah penyakit yang tidak boleh diremehkan. Ciri-ciri gejala tifus memang cukup umum, seperti demam, nyeri otot, pusing, hingga sakit perut yang diiringi dengan diare.
Terkadang ciri-ciri gejala tifus terlihat mirip dengan gejala Demam Berdarah, sehingga orang awam kerapkali salah dalam membaca gejala. Berikut adalah ciri-ciri gejala tifus yang harus diperhatikan:
- Tubuh mengalami demam dalam waktu yang lama. Selama demam, suhu tubuhnya akan naik secara perlahan
- Penderita akan kehilangan nafsu makan
- Penderita akan mengalami gangguan pencernaan, seperti diare dan susah buang air besar
- Beberapa penderita merasa mual lalu muntah
- Ada penderita yang merasa nyeri pada seluruh sendi dan ototnya
- Ada juga penderita yang mengalami pusing serta sakit kepala
- Kebanyakan penderita merasa tubuhnya sangat lemas
Terkadang ketika ciri-ciri gejala tifus awal muncul, penderita akan mencoba pengobatan antibiotik. Karena kondisinya membaik dan merasa sehat, banyak orang yang kemudian meremehkan ciri-ciri gejala tifus.
Padahal jika tidak ditangani secara tepat dan cepat, tifus bisa berbahaya karena dapat mengakibatkan komplikasi yang lebih serius. Diantaranya adalah radang saluran pencernaan, paru-paru basah atau pneumonia, hilangnya kesadaran hingga koma, dan pembesaran kelenjar getah bening.
Apa Penyebab Penyakit Tifus?
Seperti yang sudah disebutkan di atas, penyebab sakit tifus adalah infeksi bakteri yang penyebarannya melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Namun perlu dipahami bahwa ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko terkena tifus, diantaranya:
- Anak-anak yang berusia di bawah 10 tahun akan lebih rentan terkena tifus
- Selain anak-anak, orang dewasa yang sedang tidak fit, atau yang daya tahan tubuhnya sedang turun akan lebih mudah terkena tifus
- Tidak membiasakan diri untuk selalu mencuci tangan sebelum dan setelah makan
- Mengkonsumsi air yang telah tercemar limbah yang mengandung bakteri Salmonella typhi
- Tidak mencuci bahan makanan dengan bersih sebelum mengolahnya
- Melakukan kontak erat, serta berbagi alat makan bersama dengan penderita atau yang baru sembuh dari tifus
- Ketika lingkungan tempat tinggal atau bekerja tidak terjaga kebersihannya
- Sering menggunakan toilet umum
- Bepergian ke daerah yang sanitasinya kurang bersih, atau masih tinggi kasus infeksinya
Cara Mengobati Tifus
Segera setelah mengalami ciri-ciri gejala tifus awal, kunjungi dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan secara medis. Jangan mengambil langkah pengobatan sendiri.
Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mengambil langkah diagnosis seperti:
1. Wawancara Medis
Dokter akan menanyakan apa saja yang dirasakan oleh pasien. Sebaiknya pasien berkata jujur atas apa yang dirasakan agar dokter tidak salah mendiagnosa
2. Pemeriksaan Fisik
Dokter akan memeriksa fisik pasien, biasanya dimulai dari cek suhu tubuh dan tekanan darah, mengecek apakah ada ruam di kulit atau perut yang membengkak, dan yang lainnya
3. Uji Laboratorium
Jika dirasa perlu, dokter akan mengambil sampel darah dan tinja dari pasien. Sampel ini akan diuji di laboratorium untuk memastikan adanya bakteri Salmonella typhi di tubuh pasien.
Ketika pasien telah dipastikan terjangkit tifus, dokter akan memberikan obat antibiotik. Pengobatan ini dapat dilakukan dengan cara rawat jalan, atau rawat inap jika dokter menilai tingkat keparahannya cukup tinggi.
Tentunya dokter juga akan menyarankan pasien untuk selalu menjaga kebersihan dan menjaga asupan makanan dan minuman. Akan ada beberapa pantangan seperti makan makanan mentah, dan minum air secara sembarangan. Pasien juga akan dilarang melakukan aktivitas yang berat, sampai kondisinya fit kembali.
Baca juga: 12 Manfaat Bunga Saffron dan Cara Mengkonsumsinya
Bagaimana Caranya Mencegah Tifus?
Sebenarnya ada vaksin untuk mencegah penyakit tifus yang dikenal dengan nama vaksin tifoid. Vaksin ini biasanya dianjurkan ketika akan bepergian ke daerah yang memiliki risiko tingkat infeksi yang cukup tinggi
Vaksin tifoid terbuat dari protein yang terdapat dalam bakteri Salmonella typhi, yang menjadi penyebab penyakit tifus. Ini akan merangsang pembentukan antibodi di dalam tubuh. Ketika terinfeksi tifus, antiibodi yang terbentuk akan melawan bakteri Salmonella typhi sehingga tidak terjadi efek infeksi yang lebih berat.
Meski tersedia vaksin, namun seiring berjalannya waktu efektivitasnya pasti berkurang. Untuk itu menerapkan pola hidup sehat adalah hal yang paling penting untuk mencegah terjangkit tifus.
1. Rajin mencuci tangan
Biasakan untuk selalu mencuci tangan dengan air yang mengalir serta sabun, setiap setelah beraktivitas di luar ruangan. Siapkan juga pembersih tangan yang berbasis alkohol ketika tidak tersedia air.
Cuci tangan harus dilakukan setiap sebelum dan sesudah makan, serta menyiapkan makanan. Jangan lupa juga untuk selalu mencuci tangan setelah menggunakan toilet.
2. Hanya minum air yang diolah atau dalam kemasan
Terutama jika sedang berada di daerah yang tinggi tingkat infeksinya. Air yang terinfeksi menjadi salah satu sebab terjangkitnya penyakit tifus. Kalau perlu, sebaiknya bawa air minum sendiri, yang dapat diyakini kebersihannya. Jikapun harus minum di luar, hindari meminta es yang kebersihannya diragukan.
3. Hindari makan buah dan sayuran yang mentah
Jika memang sangat menyukai lalapan, pastikan sayuran sudah dicuci dengan bersih dengan air yang mengalir. Begitupun dengan buah yang harus dicuci terlebih dahulu sebelum disantap.
4. Pilih makanan yang baru dimasak
Makanan yang baru dimasak bisa dipastikan kuman dan bakterinya sudah mati. Sebisa mungkin hindari makan makanan yang sudah dingin. Selalu panaskan kembali makanan yang sudah dingin, yang akan membantu membunuh bakteri dan kuman yang ada.
Demikian ulasan lengkap mengenai ciri-ciri gejala tifus, dan bagaimana mencegahnya. Yang paling penting adalah untuk mencegah penyakit tifus datang yaitu dengan menerapkan pola hidup sehat. Tapi jika sudah terlanjut mendapat gejala tifus, segera kunjungi dokter untuk penanganan yang lebih tepat.
Dapatkan informasi menarik dari artikel Moxa lainnya. Download aplikasi Moxa untuk memudahkan kamu menikmati berbagai fiturnya. Nikmati kemudahan untuk mengajukan kredit dan pinjaman, beli asuransi, dan berinvestasi hanya dengan satu aplikasi.