Cut loss saham merupakan sebuah strategi penting yang perlu dipahami oleh setiap investor, terutama bagi mereka yang terjun ke dunia pasar modal. Dalam investasi saham, harga aset tidak selalu naik, dan terkadang turun hingga mencapai titik di mana potensi kerugian semakin besar.
Di sinilah cut loss berperan, yaitu keputusan untuk menjual saham pada harga tertentu guna membatasi kerugian lebih lanjut. Lantas, apa sebenarnya cut loss dan kapan sebaiknya dilakukan? Simak penjelasannya lebih lanjut!
Apa Itu Cut Loss Saham?
Cut loss saham adalah sebuah strategi dalam investasi saham di mana investor menjual saham yang dimilikinya untuk membatasi kerugian lebih lanjut ketika harga saham turun.
Cut loss akan dilakukan ketika harga saham telah mencapai tingkat tertentu, yang disebut sebagai batas kerugian atau “stop loss” di mana investor memutuskan bahwa risiko kerugian lebih besar daripada potensi keuntungan di masa mendatang.
Prinsip dasarnya adalah menjaga agar kerugian tidak semakin membesar, karena dalam beberapa kasus harga saham mungkin tidak kembali naik dalam waktu dekat.
Meskipun terlihat seperti langkah mundur, cut loss sebenarnya adalah tindakan bijak untuk melindungi modal dan mengelola risiko dalam investasi.
Baca Juga: Apa Itu Capital Gain dalam Investasi Saham, Simak Penjelasannya!
Waktu yang Tepat Melakukan Cut Loss Saham
Berikut beberapa situasi di mana cut loss sebaiknya dilakukan:
1. Harga Saham Melampaui Batas Toleransi Kerugian
Investor perlu menetapkan batas kerugian yang dapat diterima (misalnya, 5-10%). Jika harga saham turun hingga melampaui batas tersebut, cut loss sebaiknya dilakukan untuk mencegah kerugian yang lebih besar.
2. Perubahan Fundamental Perusahaan
Jika ada perubahan negatif pada fundamental perusahaan, seperti penurunan kinerja keuangan, perubahan manajemen yang buruk, atau prospek bisnis yang memburuk, cut loss mungkin diperlukan meskipun saham belum mencapai batas kerugian.
3. Ketidakpastian Pasar yang Tinggi
Dalam kondisi pasar yang sangat volatil atau saat ada ketidakpastian ekonomi global, melakukan cut loss dapat menjadi pilihan untuk mengamankan modal dari potensi penurunan harga saham yang lebih besar.
4. Menghindari Emosi dalam Investasi
Jika keputusan investasi mulai dipengaruhi oleh emosi seperti rasa takut atau serakah, cut loss bisa menjadi alat untuk tetap disiplin dan rasional dalam mengambil keputusan, daripada berharap harga saham akan pulih.
Baca Juga: Kamus Investasi Untuk Belajar Investasi Bagi Investor Pemula
Indikator dalam Menentukan Cut Loss Saham
Menentukan kapan harus melakukan cut loss saham membutuhkan pertimbangan berdasarkan berbagai indikator yang dapat membantu investor mengambil keputusan secara lebih rasional. Beberapa indikator yang sering digunakan diantaranya:
1. Batas Persentase Kerugian
Investor biasanya menetapkan batas persentase kerugian, misalnya 5-10% dari harga beli saham
Jika harga saham turun melewati batas tersebut,maka cut loss dapat dilakukan agar bisa mencegah kerugian yang lebih besar. Hal satu ini merupakan sebuah pendekatan yang sederhana namun cukup efektif.
2. Moving Average (Rata-Rata Pergerakan)
Moving average adalah indikator teknikal yang memperlihatkan rata-rata harga saham selama periode tertentu (misalnya, 50 atau 200 hari).
Jika harga saham turun di bawah garis moving average, itu bisa menjadi sinyal untuk melakukan cut loss, karena menunjukkan tren penurunan yang kuat.
3. Support Level (Tingkat Dukungan)
Support level merupakan sebuah titik harga yang dimana saham cenderung menemukan “dukungan” dan berhenti turun.
Jika harga saham menembus support level dengan volume yang tinggi, ini bisa menjadi indikator kuat bahwa harga saham akan terus turun, dan cut loss sebaiknya dipertimbangkan.
4. Relative Strength Index (RSI)
RSI adalah indikator momentum yang mengukur seberapa cepat dan besar perubahan harga saham dalam periode tertentu.
Jika RSI menunjukkan bahwa saham berada di wilayah oversold (biasanya di bawah 30), ini bisa menjadi tanda bahwa harga saham akan terus turun, sehingga cut loss bisa dilakukan sebelum kerugian semakin besar.
5. Perubahan Fundamental
Selain indikator teknikal, perubahan pada kondisi fundamental perusahaan, seperti laporan keuangan yang buruk, perubahan strategi bisnis yang tidak efektif, atau munculnya pesaing baru yang lebih kuat, juga bisa menjadi sinyal untuk melakukan cut loss.
Dengan menggunakan kombinasi indikator ini, investor dapat lebih objektif dalam menentukan kapan harus melakukan cut loss, sehingga kerugian dapat diminimalkan dan risiko investasi lebih terkelola.
Itu dia yang perlu kamu ketahui tentang cut loss saham. Selain investasi saham, investasi jenis reksa dana juga tidak kalah menarik. Selain pergerakan yang lebih stabil, reksa dana juga bisa dimulai dengan modal lebih sedikit.
Cara Investasi Reksa Dana di Moxa
Jangan sampai salah pilih platform untuk investasi reksa dana. Transaksi reksa dana di aplikasi Moxa lebih praktis dan mulai dari Rp10.000 saja. Berikut cara daftarnya:
- Pilih menu reksa dana di aplikasi Moxa.
- Klik kategori reksa dana yang kamu inginkan (Pasar Uang dan Pendapatan Tetap disarankan untuk jangka pendek)
- Pilih produk reksa dana yang diinginkan dan lihat performanya.
- Jika sudah merasa cocok dengan produk reksa dana tersebut, klik “Beli”.
- Masukkan jumlah yang ingin diinvestasikan. Kemudian pilih “Selanjutnya”.
- Lakukan proses pembayaran dan pastikan kamu sudah top up RDN-mu. Terakhir, klik “Bayar Sekarang”.
Transaksi reksa dana di Moxa tidak perlu khawatir soal keamanan karena sudah berizin dan diawasi OJK. Yuk, mulai investasi dari sekarang!