Likuiditas saham adalah salah satu konsep penting yang harus dipahami oleh setiap investor di pasar saham. Secara sederhana, likuiditas saham mengacu pada seberapa mudah suatu saham dapat dibeli atau dijual di pasar tanpa mempengaruhi harga secara signifikan.
Memahami likuiditas sangat penting karena berkaitan langsung dengan kemudahan dan biaya bertransaksi. Ketahui apa itu likuiditas saham, manfaatnya bagi para investor, faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas, serta strategi berinvestasi yang tepat berdasarkan tingkat likuiditas suatu saham.
Apa Itu Likuiditas Saham?
Likuiditas saham adalah ukuran yang menunjukkan seberapa mudah dan cepat sebuah saham dapat diperjualbelikan di pasar tanpa menyebabkan perubahan harga yang signifikan. Saham dengan likuiditas tinggi berarti dapat dibeli atau dijual dengan cepat dan dalam jumlah besar tanpa mempengaruhi harga pasar secara drastis.
Sebaliknya, saham dengan likuiditas rendah mungkin lebih sulit untuk dijual atau dibeli dalam jumlah besar, dan transaksi tersebut bisa berdampak signifikan pada pergerakan harga saham. Likuiditas yang baik sangat penting bagi investor karena memudahkan mereka untuk mengubah aset menjadi uang tunai atau mengalihkan portofolio tanpa kerugian besar.
Baca Juga:
Manfaat Likuiditas Saham
Likuiditas saham memiliki beberapa manfaat penting bagi para investor dan pasar saham secara keseluruhan:
1. Kemudahan Transaksi
Saham yang likuid memungkinkan investor untuk membeli atau menjual saham dengan cepat dan mudah, tanpa harus menunggu waktu lama untuk menemukan pembeli atau penjual.
2. Stabilitas Harga
Likuiditas yang tinggi membantu menjaga stabilitas harga saham dengan meningkatkan jumlah pelaku pasar yang terlibat, sehingga mengurangi volatilitas yang berlebihan.
3. Biaya Transaksi Lebih Rendah
Dengan likuiditas yang baik, selisih antara harga beli (bid) dan harga jual (ask) menjadi lebih kecil. Hal ini mengurangi biaya transaksi dan risiko perubahan harga yang signifikan selama proses jual beli.
4. Fleksibilitas Investasi
Investor dapat dengan cepat menyesuaikan portofolio mereka berdasarkan kondisi pasar atau kebutuhan keuangan tanpa harus khawatir sulit mencairkan saham.
5. Daya Tarik bagi Investor
Saham yang likuid lebih menarik bagi investor institusional, seperti reksa dana atau dana pensiun, karena mereka dapat melakukan transaksi dalam jumlah besar tanpa mengganggu pergerakan pasar.
Baca Juga: Rebound adalah Salah Satu Istilah Saham yang Kamu Wajib Tahu!
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas Saham
Likuiditas saham dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari sisi internal perusahaan maupun kondisi eksternal pasar. Berikut beberapa faktor utama yang mempengaruhi likuiditas saham:
1. Volume Perdagangan
Saham yang diperdagangkan dalam jumlah besar setiap hari cenderung lebih likuid. Semakin banyak saham diperdagangkan, semakin mudah bagi investor untuk membeli atau menjualnya tanpa perubahan harga yang signifikan.
2. Kapitalisasi Pasar
Perusahaan dengan kapitalisasi pasar yang besar, atau perusahaan blue-chip, umumnya memiliki likuiditas yang lebih tinggi karena banyak investor tertarik untuk memiliki saham tersebut.
3. Frekuensi dan Partisipasi Investor
Jika banyak investor aktif memperdagangkan suatu saham, likuiditasnya akan meningkat. Sebaliknya, saham dengan partisipasi investor yang rendah akan cenderung kurang likuid.
4. Bid-Ask Spread
Selisih antara harga beli (bid) dan harga jual (ask) mempengaruhi likuiditas. Semakin kecil selisih ini, semakin likuid saham tersebut. Bid-ask spread yang besar menunjukkan bahwa saham tersebut mungkin kurang likuid.
5. Transparansi Informasi
Perusahaan yang memberikan informasi keuangan dan operasional dengan transparan cenderung memiliki saham yang lebih likuid karena investor merasa lebih percaya diri dalam menilai risiko dan prospek perusahaan.
6. Kondisi Ekonomi dan Pasar
Likuiditas juga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro dan pasar secara keseluruhan. Pada saat krisis atau ketidakpastian ekonomi, likuiditas saham sering menurun karena investor cenderung menahan transaksi.
7. Kebijakan Perusahaan
Kebijakan seperti pembagian dividen atau rencana buyback saham dapat mempengaruhi minat investor dan meningkatkan likuiditas saham.
8. Regulasi Pasar
Aturan dan kebijakan yang diterapkan oleh otoritas pasar saham juga dapat berdampak pada likuiditas, seperti pembatasan short selling atau regulasi lainnya yang mempengaruhi aktivitas perdagangan.
Baca Juga: Apa Itu Capital Gain dalam Investasi Saham, Simak Penjelasannya!
Strategi Berinvestasi dengan Pertimbangan Likuiditas Saham
Berinvestasi dengan mempertimbangkan likuiditas saham memerlukan strategi yang tepat untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan keuntungan. Berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan:
1. Pilih Saham Likuid untuk Jangka Pendek
Untuk investor yang berfokus pada perdagangan jangka pendek atau trading harian, memilih saham dengan likuiditas tinggi sangat penting. Saham ini memungkinkan kamu untuk masuk dan keluar pasar dengan cepat tanpa mempengaruhi harga secara signifikan.
Saham dari perusahaan besar atau blue-chip seringkali menjadi pilihan yang baik karena biasanya memiliki likuiditas tinggi.
2. Perhatikan Likuiditas dalam Jangka Panjang
Investor jangka panjang mungkin tidak terlalu terpengaruh oleh likuiditas dalam waktu singkat, tetapi mereka tetap harus mempertimbangkan likuiditas saat membeli atau menjual saham dalam jumlah besar.
Saham yang tidak likuid bisa membuat sulit untuk mencairkan aset ketika diperlukan, sehingga mengurangi fleksibilitas.
3. Diversifikasi Berdasarkan Likuiditas
Diversifikasi portofolio tidak hanya berdasarkan sektor atau jenis saham, tetapi juga berdasarkan likuiditas. Dengan memiliki kombinasi saham yang sangat likuid dan yang kurang likuid, investor dapat menyeimbangkan risiko dan potensi keuntungan.
4. Manfaatkan Momentum Saham Tidak Likuid
Meskipun saham yang kurang likuid biasanya lebih berisiko karena volatilitas yang lebih tinggi, mereka juga bisa memberikan peluang keuntungan besar jika dipilih dengan cermat
IInvestor bisa memanfaatkan pergerakan harga yang signifikan ketika sentimen pasar tiba-tiba berubah terhadap saham tersebut.
5. Gunakan Limit Order
Saat bertransaksi saham yang kurang likuid, menggunakan limit order lebih aman daripada market order.
Limit order memungkinkan kamu untuk menetapkan harga maksimum atau minimum yang ingin kamu bayar atau terima, menghindari risiko membeli dengan harga terlalu tinggi atau menjual terlalu rendah di pasar yang kurang likuid.
6. Pantau Kondisi Pasar dan Ekonomi
Likuiditas dapat berubah seiring dengan kondisi pasar dan ekonomi. Saat pasar sedang bearish atau ada ketidakpastian ekonomi, likuiditas saham dapat menurun drastis. Investor harus siap untuk menghadapi kondisi ini dengan memiliki strategi keluar yang fleksibel.
7. Analisis Spread Bid-Ask
Untuk saham yang kurang likuid, penting untuk menganalisis bid-ask spread sebelum berinvestasi. Bid-ask spread yang lebar menunjukkan bahwa biaya transaksi bisa lebih tinggi, sehingga mengurangi potensi keuntungan. Investor perlu memperhitungkan hal ini dalam strategi mereka.
Ingin coba investasi saham tapi modal masih kurang dan belum terlalu paham risikonya? Kamu bisa lebih dulu mencoba investasi reksa dana yang lebih rendah risiko.
Buat kamu yang mau mulai untuk berinvestasi bisa mulai buka rekening di Moxa Reksadana sebagai solusi untuk kebutuhan investasi kamu. Download Moxa sekarang dan nikmati berbagai fitur menariknya hanya dalam satu aplikasi. Berikut caranya:
- Registrasikan data diri anda di Moxa
- Pilih produk reksa dana
- Buka rekening investasi kamu
Setelah masuk dan mendaftar, kamu bisa menikmati berbagai macam fitur menariknya, mulai dari kredit mobil, kredit motor, asuransi, pinjaman tunai, kredit hp dan elektronik, tabungan, hingga investasi reksa dana