Bagi para investor saham dan trader, membaca pasar saham serta mengetahui pergerakan harga saham merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Salah satu caranya adalah dengan analisis teknikal lewat grafik candlestick. Bagi kamu investor atau trader pemula, kamu harus memahami apa itu candlestick, cara mengidentifikasinya, dan jenis-jenis polanya. Simak selengkapnya di bawah ini.
Pengertian Candlestick
Candlestick merupakan sebuah tipe grafik harga yang seringkali digunakan dalam sebuah analisis secara teknikal. Dengan melihat chart candlestick atau grafiknya, kamu sebagai investor dapat mengetahui grafik dari harga saham.
Di mana harga saham tertinggi (high) ataupun harga saham terendah (low), harga saham pada saat pembukaan (open), dan harga saham pada saat penutupan (close) dalam periode waktu tertentu.
Sebagai sebuah indikator teknikal, candlestick juga telah umum digunakan oleh para analis pasar, trader, hingga partisipan. Bagi para trader, candlestick juga seringkali digunakan untuk dapat memprediksi pergerakan harga saham yang akan datang.
Sedangkan untuk para analis pasar, mereka memfokuskan pada arah serta ukuran performa saham pada masa sekarang dan yang akan datang.
Awal mula dari penggunaan candlestick sudah ada sejak abad 18, tepatnya pada tahun 1750-an. Seorang bernama Munehisa Homma pebisnis asal Jepang merupakan pencipta dari candlestick. Di mana pada saat itu ia gunakan untuk mencari tahu berapa harga potensial dari beras, sebelum akan memasuki pasar perdagangan bebas.
Dengan menggunakan candlestick, Munehisa Homma menemukan bahwa potensi harga beras nantinya akan berbeda-beda, perbedaan tersebut disebabkan oleh faktor seperti pemerintahan, sentimen pasar, dan suplainya. Pada saat ini, candlestick seringkali digunakan untuk kepentingan memprediksi perubahan harga dari saham ataupun untuk dapat mengetahui performa dari saham tersebut.
Baca Juga: Cara Investasi Saham yang Benar agar Cepat Untung
Bagian Serta Cara Identifikasi
Sebuah candlestick memiliki tiga bagian utama yang diantaranya real body, upper shadow, dan lower shadow. Masing-masing memiliki bagiannya pada harga saham yang ada di pasar. Berikut ini adalah penjabaran dari bagian candlestick:
1. Upper Shadow
Upper shadow merupakan sebuah bayangan dari candlestick yang berada pada bagian atas. Upper shadow ini dapat mengindikasi sesi high trading.
Jika pada upper shadow memiliki ukuran lebih panjang maka harga sahamnya melebihi harga pada saat opening dan closing-nya. Sebaliknya jika upper shadow lebih pendek, dapat menentukan harga saham mendekati opening dan closing-nya.
2. Real Body
Real body dari candlestick berada di tengah-tengah antara upper dan low shadow. Bagian pada real body dapat digunakan untuk mengukur harga mulai dari opening dan closing saham
Jika warna dari real body ini berupa hitam ataupun merah, maka nantinya harga ketika closing akan lebih rendah. Sedangkan jika warnanya putih ataupun hijau, maka harga ketika closing akan lebih tinggi.
3. Lower Shadow
Lower shadow mengindikasikan low trading. Jika lower shadow berukuran panjang, maka harga saham sedang mengalami penurunan. Akan tetapi jika sebaliknya, jika lower shadow berukuran pendek, harga saham mendekati poin untuk low opening ataupun low closing.
Istilah Terkait Candlestick
Selain terdapat 3 poin di atas, tentunya kamu juga harus mengetahui high, low, open, serta closing. Simak berikut ini:
1. High
Merujuk kepada harga tertinggi dari saham pada periode waktu yang telah ditentukan. Setidaknya jika saham mencapai harga tertingginya pada saat open ataupun close, maka bagian dari upper shadow-nya tidak akan terbentuk.
2. Low
Merujuk kepada harga terendah dari saham pada periode waktu yang telah ditentukan. Setidaknya jika saham mencapai harga terendahnya pada saat open ataupun close, maka bagian dari lower shadow-nya tidak akan terbentuk.
3. Open
Merujuk pada harga saham permulaan pada perdagangan di intraday atau periode waktu yang telah ditentukan.
4. Closing
Merujuk pada harga saham penutupan pada perdagangan di intraday atau periode waktu yang telah ditentukan.
Baca Juga: Apa Itu Investasi Saham? Ini Keuntungan, Risiko, dan Cara Investasi Saham
Jenis Pola Candlestick
Jenis pola candlestick terdapat beragam jenisnya, diperkirakan terdapat sebanyak 42 pola candlestick yang digunakan dalam kebutuhan trading. Bagi kebutuhan yang dapat menentukan variasi harga saham, biasanya menggunakan 10 jenis pola candlestick, seperti berikut:
- Long wicks.
- Doji.
- Dark Cloud Cover.
- Hammer.
- Piercing Pattern.
- Inside Bars.
- Shooting Stars.
- Evening and Morning Star.
- Bullish and Bearish Harami.
- Bullish and Bearish Engulfing.
Itulah dia pengetahuan mengenai candlestick yang dapat dipelajari oleh kamu para trader dan investor saham pemula.
Investasi saham, terutama menggunakan analisis teknikal memang cukup sulit dan butuh waktu untuk mempelajarinya. Jika tidak mempelajari dengan baik maka risiko kerugian juga akan semakin tinggi. Kamu juga bisa mencoba alternatif investasi lainnya seperti reksadana.
Cara Investasi Reksa Dana di Moxa
Kamu bisa mendapatkan return yang lebih stabil dari investasi reksa dana. Jenis investasi ini juga direkomendasikan terutama jika kamu punya modal yang lebih sedikit. Transaksi reksa dana di aplikasi Moxa lebih praktis dan mulai dari Rp10.000 saja. Berikut cara daftarnya:
- Pilih menu reksa dana di aplikasi Moxa.
- Klik kategori reksa dana yang kamu inginkan (Pasar Uang dan Pendapatan Tetap disarankan untuk jangka pendek)
- Pilih produk reksa dana yang diinginkan dan lihat performanya.
- Jika sudah merasa cocok dengan produk reksa dana tersebut, klik “Beli”.
- Masukkan jumlah yang ingin diinvestasikan. Kemudian pilih “Selanjutnya”.
- Lakukan proses pembayaran dan pastikan kamu sudah top up RDN-mu. Terakhir, klik “Bayar Sekarang”.
Transaksi reksa dana di Moxa tidak perlu khawatir soal keamanan karena sudah berizin dan diawasi OJK. Yuk, mulai investasi dari sekarang!