NAV Reksadana atau NAB Reksadana, moxa.id — NAV reksa dana adalah salah satu istilah penting yang harus diketahui oleh kamu yang ingin berinvestasi di instrumen yang satu ini.
Tentunya mengerti istilah-istilah tentang investasi sangat penting agar kamu tidak salah mengambil langkah saat melakukannya.
NAV reksa dana atau disebut juga dengan NAB reksadana adalah istilah terkait keuntungan reksa dana. Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
Apa itu NAV dan NAB Reksadana?
NAV reksadana adalah harga atau nilai dari reksadana yang sedang diperjualbelikan. Kepanjangan NAV reksa dana adalah Net Asset Value yang artinya Nilai Aktiva Bersih dalam Bahasa Indonesia atau disingkat NAB.
Umumnya NAV reksadana ditulis dalam satuan per unit penyertaan reksadana. Contohnya jika suatu reksadana memiliki NAV 1500 per unit. Jika kita berinvestasi sebesar Rp150.000 maka kita bisa mendapatkan 100 unit reksadana tersebut.
Baca Juga: Cara Mengelola Gaji UMR Jakarta 2023 dan Cara Siasati untuk Investasi
Kapan dan di mana Bisa Melihat NAV atau NAB?
Setiap harinya nilai NAV atau NAB reksadana akan di-update. Kamu bisa melihat NAV reksadana hari ini di malam hari karena Manajer Investasi biasanya akan meng-update harga setelah bursa tutup di sore hari.
Jadi setiap harinya kamu dapat melihat kinerja portofolio reksadana kamu apakah mengalami penurunan atau kenaikan.
Kamu bisa melihat nilai NAB reksadana hari ini di website Manajer Investasi yang mengelola reksadana yang kamu miliki. Selain itu, kamu juga bisa langsung melihatnya di platform digital tempat kamu membeli reksadana online.
Setiap platform mungkin memiliki kebijakan sendiri tentang jam update NAB reksadana setiap harinya. Jadi dapat berbeda-beda waktunya.
Apa Pentingnya Mengetahui NAV dan NAB Reksadana?
Tentunya penting untuk mengetahui kenaikan nilai NAV karena dari situ kita dapat menilai apakah reksadana yang kita beli mengalami kenaikan atau tidak.
Semakin besar kenaikan reksadana maka semakin besar juga hasil investasi yang dihasilkan. Namun jika nilainya dengan konsisten terus turun, tentu kita juga perlu mewaspadai hal tersebut.
Manajer Investasi memiliki tugas untuk menjaga nilai reksadana ini agar dapat naik dan menguntungkan. Semakin stabil keuntungan yang didapat artinya MI di sini memiliki kinerja yang baik.
Perlu diketahui juga bahwa NAB reksadana yang naik turun tidak perlu dikhawatirkan. Ini merupakan hal yang lumrah dalam investasi karena kondisi pasar sendiri tentu setiap harinya berbeda.
Meskipun dapat turun, tapi NAV reksadana sangat berkemungkinan kecil untuk turun hingga nilai 0. Pasalnya dalam reksadana, uang yang kamu investasikan tersebar ke beberapa instrumen.
Baca Juga: 8 Influencer Indonesia di Bidang Keuangan Supaya Melek Finansial
Contohnya ketika kamu memilih reksadana campuran. Jenis reksadana ini alokasinya adalah ke dalam saham, pasar uang, dan obligasi. Meskipun saham berpotensi mengalami penurunan ekstrem, namun alokasi ke pasar uang dan obligasi cenderung aman sehingga tidak mungkin NAV akan merosot hingga 0.
Hal-hal yang Memengaruhi Naik Turunnya NAV atau NAB Reksadana
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, naik turun NAV reksadana adalah hal yang wajar. Selain itu, ternyata faktor yang memengaruhi kenaikan dan penurunan ini berbeda-beda untuk setiap jenis reksadana.
Berikut penjelasan singkatnya:
- Reksadana Saham: naik turunnya ditentukan oleh seluruh harga saham pilihan Manajer Investasi yang ada dalam reksadana tersebut.
- Reksadana Obligasi: harganya dipengaruhi oleh bunga yang dibayarkan obligasi dan kenaikan harga obligasi. Meskipun harga obligasi dapat turun ketika demand-nya turun, tapi harganya tetap stabil karena adanya kupon atau bunga yang dibayarkan rutin.
- Reksadana Pasar Uang: harga cenderung stabil naik karena berisikan obligasi yang jatuh temponya kurang dari 1 tahun dan deposito. Deposito jelas memberikan bunga yang jelas sesuai jangka waktu, sedangkan obligasi jangka pendek membantu kenaikan dengan kupon yang dibagikan rutin.
Berhubung kenaikan dan penurunan NAV atau NAB reksadana dipengaruhi oleh faktor yang berbeda-beda –bergantung instrumen di dalamnya– maka risiko dari setiap reksadana juga berbeda.
Seperti diketahui bahwa reksadana saham lebih memiliki risiko tinggi dibandingkan dengan reksadana pasar uang. Ini disebabkan karena instrumen di dalamnya juga berbeda. Maka dari itu, sebelum memilih reksadana, pastikan kamu mengetahui risikonya dan menyesuaikan dengan tujuan investasimu ya!
Tidak perlu takut mulai investasi karena kini semua orang sudah bisa belajar investasi. Download aplikasi Moxa untuk memudahkan kamu menikmati berbagai fiturnya. Nikmati kemudahan untuk mengajukan kredit dan pinjaman, beli asuransi, dan berinvestasi hanya dengan satu aplikasi.