Apa yang ada di pikiranmu ketika mendengar istilah sandwich generation?
Istilah ini belakangan memang kerap muncul dan didengungkan terutama ketika membahas mengenai personal finance / keuangan pribadi.
Sandwich generation sendiri merupakan sebutan bagi orang-orang di usia produktif yang tak hanya menanggung hidup keluarganya sendiri (terdiri atas pasangan dan anak-anaknya), tetapi juga keluarga besarnya, yaitu orang tuanya.
Istilah ini diperkenalkan pertama kali oleh Dorothy A. Miller, tahun 1981 ketika menggambarkan kondisi terjepit seseorang ibarat sebuah isian sandwich yang diapit dua roti (tekanan dari atas karena menanggung orang tua, dan dari bawah karena menanggung keluarganya sendiri).
Sumber: Pew Research Center
Sebuah penelitian lain yang dilakukan oleh Pew Research Center menyebutkan bahwa sebanyak 54% orang dewasa usia produktif di Amerika harus menanggung hidup orang tuanya yang berusia 65 tahun ke atas, sekaligus anak-anak mereka yang berusia 18 tahun atau kurang. Wow, angka yang cukup fantastis ya..
Karena itu, nggak heran mereka yang masuk ke usia ini dituntut untuk memiliki karier yang bagus, penghasilan yang cukup, dan bisa memenuhi semua kebutuhan. Simpelnya, harus all-in-one package lah.
Mungking di antara kita ada yang merasakan menjadi salah satunya, maka setuju nggak kalau kita putus mata rantai ini di generasi kita saja? Biar saja berhenti di kita dan tidak diteruskan ke anak-anak kita maupun selanjutnya.
Dengan memutus mata rantai sandwich generation ini, artinya kita harus siap untuk pensiun mandiri ; tidak harus memiliki gaya hidup mewah, tetapi cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan, mungkin sesekali kita bisa mentraktir anak cucu untuk makan bareng di luar, juga bisa membelikan hadiah saat anak-anak dan cucu nantinya berulang tahun, dan berbagai keperluan lainnya.
Pastinya, hidup seperti itu yang menjadi dambaan banyak orang untuk dijalani di masa pensiun kelak. Lalu, dengan cara apa kita bisa mencapainya?
Tentu saja dengan menyiapkan dana pensiun yang cukup, dengan instrumen investasi yang tepat.
Mengenal Reksa Dana Saham
Salah satu instrumen yang bisa dimanfaatkan dalam upaya untuk memutus mata rantai sandwich generation adalah reksa dana saham.
Reksa dana saham merupakan jenis reksa dana dengan alokasi 80% produk saham, dan 20%-nya merupakan campuran berbagai instrumen investasi, mulai dari deposito hingga obligasi. Proporsi tersebut membuat reksa dana saham ini secara relatif memiliki tingkat risiko yang paling tinggi di antara jenis yang lain.
Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa saham menawarkan keuntungan dari capital gain (selisih antara harga jual dengan harga perolehan) dan juga dividen. Potensinya cukup besar, apalagi jika kita memilih saham milik perusahaan yang terus bertumbuh. Meski demikian, tingkat risiko saham juga tinggi karena adanya peluang capital loss dan juga likuidasi jika perusahaannya bangkrut. Ingat, saham yang bisa naik 12% bisa juga turun sedalam 12%. Oleh karena itu adalah penting bagi kita untuk memahami cara kerja instrumen ini sebelum benar-benar berinvestasi dan memiliki conviction/keyakinan sendiri dalam membeli.
Karena karakteristiknya yang berisiko tinggi tetapi memberikan potensi imbal hasil yang juga tinggi, maka reksa dana saham banyak dimanfaatkan sebagai instrumen jangka panjang. Ya, salah satunya adalah cocok untuk menyiapkan dana pensiun.
Berinvestasi di Reksa Dana Saham untuk Dana Pensiun
Nah, bagi kita yang peduli dengan anak-anak kita dan tidak ingin mereka menjadi the next sandwich generation, berinvestasi di reksa dana saham bisa menjadi satu alternatif cara yang legit. Adapun mengingat risikonya yang tinggi, maka kita perlu tahu bagaimana cara berinvestasi di reksa dana saham yang tepat.
1. Riset
Sebelum memutuskan membeli reksa dana saham untuk rencana pensiun, pastikan sudah melakukan riset dan analisis terlebih dahulu. Riset dan analisis pada apa? Pada instrumennya sendiri, dan juga terhadap manajer investasinya.
Pastikan manajer investasi memiliki izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan dan sudah menjadi anggota bursa. Cermati fund fact sheet yang sudah disediakan, pastikan bahwa dana kelolaan manajer investasi yang bersangkutan bertumbuh dari waktu ke waktu dengan baik (bisa dilihat dari total dana kelolaan /AUM yang semakin bertumbuh).
2. Tentukan target dan tujuan
Hitung dengan cermat target kebutuhan pensiun yang hendak dicapai. Biasanya ini bisa diketahui dengan cara menghitung kebutuhan per bulan di masa pensiun dengan memperkirakan angka harapan hidup, pengeluaran per tahun saat ini, dan juga beberapa faktor lain seperti tingkat inflasi.
Semakin kita bisa memperhitungkan secara realistis, maka akan semakin mudah kita membuat rencana pensiun nantinya. Salah satu strategi menghitung dana pensiun adalah menggunakan 4% rule yaitu :
Dana pensiun yang dibutuhkan = ( p x 12 x (1 +i(up-us)) / 4%
p : pengeluaran bulanan
i : tingkat % inflasi
up : umur pensiun
us : umur saat ini
3. Pilih strategi yang sesuai
Ingat, bahwa reksa dana saham memiliki tingkat risiko yang paling tinggi di antara jenis reksa dana yang lainnya. Dengan demikian, kita perlu memiliki strategi investasi yang sesuai.
Dollar cost averaging adalah strategi investasi yang cukup jitu apalagi kalau tujuan keuangan kita bersifat jangka panjang. Strategi ini sering disebut juga dengan investasi bertahap atau investasi rutin berkala, biasanya bulanan.
Cara melakukannya adalah dengan menentukan nominal investasi yang rutin untuk dilakukan secara teratur. Misalnya, kita mengalokasikan 20% dari penghasilan bulanan untuk investasi. Nah, dari 20% penghasilan bulanan tersebut, 30%-nya kita alokasikan ke deposito, 30% ke obligasi, dan sisanya untuk reksa dana saham. Setiap bulan, secara rutin kita membeli reksa dana saham sesuai porsi yang sudah ditentukan.
Dengan demikian, meski pasar berfluktuasi, nilai investasi yang kita miliki adalah nilai rata-rata. Jika pasar sedang naik, investasi kita juga ikut naik. Jika pasar sedang anjlok, nilai investasi kita juga akan turun tetapi tidak terlalu drastis.
Lakukan strategi ini sesuai rencana pensiun yang sudah dibuat, dan disesuaikan juga dengan perhitungan kebutuhan pensiun yang sudah dibuat seperti penjelasan di poin kedua di atas.
Itu dia beberapa langkah untuk investasi di reksa dana saham demi mendapatkan keuntungan optimal dengan risiko yang terkelola dengan baik, agar kita dapat memutus mata rantai sandwich generation.
Yang penting dari semuanya adalah investasi ini harus dimulai dari sekarang, karena harapan saja tidak cukup tanpa kemampuan mewujudkannya.