Dalam dunia investasi saham, memahami konsep resistance dapat menjadi kunci untuk meningkatkan keuntungan. Resistance adalah level harga tertentu di mana saham cenderung mengalami tekanan jual yang signifikan, sehingga sulit untuk menembusnya.
Namun, bagi investor yang cerdas, resistance bukanlah halangan, melainkan peluang. Dengan sebuah analisis yang tepat dan strategi yang baik, kamu dapat memanfaatkan resistance untuk membantu memaksimalkan potensi profit. Terdapat cara-cara efektif untuk menggunakan resistance dalam strategi trading, sehingga kamu dapat meraih keuntungan yang lebih besar.
Resistance dan Support Dalam Saham
Resistance dan support adalah dua konsep fundamental dalam analisis teknikal saham yang membantu investor memahami pergerakan harga saham dan mengambil keputusan trading yang lebih tepat. Resistance merupakan level harga di mana sebuah saham cenderung menghadapi tekanan jual yang kuat sehingga akan sulit untuk naik lebih tinggi.
Ketika harga saham mendekati level ini, penjual biasanya lebih banyak daripada pembeli, menyebabkan harga berhenti naik atau bahkan turun. Resistance sering digunakan untuk menentukan target jual atau mengambil keuntungan dalam trading.
Sebaliknya, support merupakan level harga di mana saham cenderung mendapatkan tekanan beli yang kuat sehingga sulit untuk turun lebih rendah. Pada level ini, pembeli biasanya lebih banyak daripada penjual, menyebabkan harga berhenti turun atau bahkan naik. Support sering digunakan untuk menentukan level beli atau menahan kerugian dalam trading.
Baca Juga: Cara Investasi Saham yang Benar agar Cepat Untung
Fungsi Resistance
Terdapat beberapa fungsi dari resistance dalam saham, yaitu:
1. Menentukan Target Jual
Resistance dapat digunakan untuk menentukan level harga di mana investor mungkin ingin menjual saham mereka untuk mengambil keuntungan. Jika harga saham mendekati level resistance, ini bisa menjadi indikasi untuk menjual sebelum harga mengalami penurunan.
2. Mengidentifikasi Pembalikan Tren
Jika harga saham berulang kali gagal untuk menembus level resistance, ini akan menjadi tanda bahwa tren naik akan berbalik menjadi tren turun. Investor dapat menggunakan informasi ini untuk mengatur strategi keluar atau melakukan short selling.
3. Menyusun Strategi Trading
Resistance membantu trader dalam merancang strategi trading, seperti menentukan stop-loss order di atas level resistance untuk melindungi keuntungan atau meminimalkan kerugian.
Fungsi Support
Selanjutnya, berikut adalah fungsi support dalam saham:
1. Menentukan Level Beli
Support dapat digunakan untuk menentukan level harga di mana investor mungkin ingin membeli saham. Jika harga saham mendekati level support, ini bisa menjadi indikasi untuk membeli, dengan harapan harga akan naik kembali.
2. Mengidentifikasi Pembalikan Tren
Jika harga saham berulang kali memantul dari level support, ini bisa menjadi tanda bahwa tren turun mungkin akan berbalik menjadi tren naik. Investor dapat menggunakan informasi ini untuk mengatur strategi masuk atau menambah posisi.
3. Menyusun Strategi Manajemen Risiko
Support membantu trader dalam merancang strategi manajemen risiko, seperti menentukan stop-loss order di bawah level support untuk membatasi kerugian jika harga saham terus turun.
Cara Menentukan Resistance dalam Saham
Berikut adalah cara menentukan resistance dalam saham:
1. Level Harga Sebelumnya
Cari titik-titik tertinggi sebelumnya di grafik harga saham. Level ini sering kali berfungsi sebagai resistance karena banyak trader cenderung menjual saham di level tersebut.
Contoh:
Jika saham sedang mencapai harga Rp750.000 dan kemudian turun, Rp750.000 bisa dianggap sebagai level resistance.
2. Garis Tren (Trendline)
Menggambar garis trend yang menghubungkan puncak-puncak harga bisa membantu mengidentifikasi level resistance.
Contoh:
Menghubungkan beberapa titik tertinggi dalam tren naik, nantinya akan menunjukkan garis resistance.
3. Moving Averages
Indikator moving average seperti SMA (Simple Moving Average) atau EMA (Exponential Moving Average) sering digunakan untuk menentukan resistance.
Contoh:
Harga saham yang mendekati moving average 50-hari atau 200-hari sering kali menghadapi resistance.
4. Level Fibonacci Retracement
Menggunakan alat Fibonacci Retracement dapat membantu menentukan level resistance potensial berdasarkan pergerakan harga sebelumnya. Level 38.2%, 50%, dan 61.8% sering kali menjadi level resistance yang signifikan.
Contoh:
Jika saham bergerak dari Rp450.000 ke Rp900.000, level 38.2% retracement berada di sekitar Rp694.500.
5. Volume Trading
Level harga di mana volume trading tinggi sebelumnya juga bisa berfungsi sebagai resistance. Ketika saham mendekati level ini, banyak trader yang mungkin ingin menjual, menciptakan tekanan jual.
Contoh:
Jika volume trading tinggi di sekitar Rp675.000, harga tersebut bisa menjadi level resistance.
6. Indikator Teknis Lainnya
Menggunakan indikator teknis seperti Bollinger Bands atau Relative Strength Index (RSI) juga bisa membantu mengidentifikasi resistance.
Contoh:
Ketika harga sedang mendekati upper band dari Bollinger Bands, itu akan dianggap sebagai resistance.
Contoh Praktis:
Bayangkan saham XYZ memiliki titik tertinggi sebelumnya di Rp1.500.000. Menggunakan moving average 200-hari, kamu melihat bahwa saham tersebut mendekati Rp1.500.000 lagi. Selain itu, Fibonacci Retracement menunjukkan level 61.8% di sekitar Rp1.500.000. Dengan tiga indikator ini (harga sebelumnya, moving average, dan Fibonacci), Rp1.500.000 dapat dianggap sebagai level resistance yang kuat.
Baca Juga: Apa Itu Investasi Saham? Ini Keuntungan, Risiko, dan Cara Investasi Saham
Tips Menggunakan Resistance
Jika kamu menggunakan resistance sebagai acuan, berikut beberapa tips yang perlu diperhatikan:
1. Konfirmasi dengan Volume
Saat harga mendekati level resistance, perhatikan volume trading. Jika volume tinggi, ada kemungkinan besar harga akan berbalik arah.
2. Gunakan Candlestick Patterns
Pola candlestick seperti bearish engulfing atau shooting star dekat resistance bisa memberikan sinyal untuk menjual.
3. Tetapkan Target Jual
Sebelum harga mencapai level resistance, tentukan target jual kamu. Ini membantu kamu mengambil keuntungan sebelum harga berbalik.
4. Perhatikan Breakouts
Jika harga sedang menembus level resistance dengan volume tinggi, ini dapat menandakan kelanjutan tren naik. Kamu bisa mempertimbangkan untuk membeli setelah konfirmasi breakout.
Tertarik dengan investasi saham? Jika kamu belum cukup mengerti untuk berinvestasi saham, kamu bisa memulai dengan investasi jenis lain seperti reksa dana. Jenis investasi ini butuh lebih sedikit analisis dibandingkan saham.
Cara Investasi Reksa Dana di Moxa
Kamu juga bisa mendapatkan return yang lebih stabil dari investasi reksa dana. Jenis investasi ini juga direkomendasikan terutama jika kamu punya modal yang lebih sedikit. Transaksi reksa dana di aplikasi Moxa lebih praktis dan mulai dari Rp10.000 saja. Berikut cara daftarnya:
- Pilih menu reksa dana di aplikasi Moxa.
- Klik kategori reksa dana yang kamu inginkan (Pasar Uang dan Pendapatan Tetap disarankan untuk jangka pendek)
- Pilih produk reksa dana yang diinginkan dan lihat performanya.
- Jika sudah merasa cocok dengan produk reksa dana tersebut, klik “Beli”.
- Masukkan jumlah yang ingin diinvestasikan. Kemudian pilih “Selanjutnya”.
- Lakukan proses pembayaran dan pastikan kamu sudah top up RDN-mu. Terakhir, klik “Bayar Sekarang”.
Transaksi reksa dana di Moxa tidak perlu khawatir soal keamanan karena sudah berizin dan diawasi OJK. Yuk, mulai investasi dari sekarang!