Risiko reksadana pasar uang, moxa.id – Ingin memulai investasi reksadana tapi masih bingung memilih jenis reksadana apa? Reksadana pasar uang bisa dipertimbangkan untuk dipilih. Meskipun dikenal memiliki risiko rendah, kamu tetap harus tahu apa saja risiko reksadana pasar uang sebelum mulai investasi.
Baiknya sebelum memilih jenis reksadana dan produknya, kamu wajib mengetahui profil risiko dan tujuan investasi. Selanjutnya, baca dan pahami juga prospektus reksadana.
Reksadana pasar uang adalah jenis reksadana yang 100% alokasi dananya ditempatkan pada instrumen pasar uang seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito, atau obligasi yang memiliki masa jatuh tempo di bawah 1 tahun.
Baca juga: 12 Rekomendasi Reksadana Pasar Uang Terbaik, Sudah Punya?
Yuk kenali risiko reksadana pasar uang, keunggulan, dan rekomendasi produknya berikut.
Risiko Reksadana Pasar Uang
Berikut adalah beberapa risiko yang perlu kamu waspadai dari jenis investasi satu ini:
1. Risiko Suku Bunga
Risiko nilai bunga akan berpengaruh pada nilai return dari jenis investasi yang satu ini. Naik dan turunnya suku bunga akan menyebabkan fluktuasi imbal hasil di instrumen pasar uang.
Perubahan suku bunga bisa terjadi kapan saja dan tidak ada prediksi yang akurat. Itulah mengapa saat menjadi investor sebaiknya kamu harus selalu update dengan kondisi perekonomian.
2. Risiko Wanprestasi
Risiko wanprestasi yang juga dapat terjadi pada reksadana pasar uang. Ini bisa terjadi akibat adanya gagal bayar Manajer Investasi (MI) kepada para investor.
Meskipun risiko ini jarang terjadi, tapi bisa juga terjadi apabila ada penarikan besar-besaran. Jika terjadi gagal bayar dari MI, bukan hanya investor yang dirugikan tapi juga tentu akan sangat menurunkan kredibilitas MI dan perusahaan lain yang terlibat.
3. Tidak bisa langsung dicairkan
Likuiditas merupakan kemampuan sebuah aset untuk bisa dicairkan menjadi uang tunai. Sebenarnya RDPU memiliki likuiditas cukup tinggi atau tidak sulit dicairkan.
Namun bisa juga ada beberapa hal yang menyebabkan likuiditas menjadi lebih rendah. Perlu diketahui juga bahwa meskipun pencariannya cepat tapi pencairan reksadana tetap membutuhkan waktu, umumnya hingga 7 hari.
Jadi usahakan untuk tidak menaruh selurus dana darurat di instrumen reksadana, ya. Karena dana darurat dibutuhkan untuk keperluan-keperluan mendesak.
Baca Juga: Supaya Makin Cuan, Ini Waktu Yang Tepat Untuk Investasi Saham dan Reksadana
4. Risiko Politik dan Ekonomi
Kondisi politik dan ekonomi saling memengaruhi. Maka dari itu, sebagai investor kamu harus concern pada dua isu tersebut karena bisa saja akan berpengaruh pada produk investasi yang kamu miliki.
5. Risiko Penutupan
Risiko penutupan adalah di mana kemungkinan reksadana pasar uang ditutup oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ini bisa terjadi jika reksadana tidak dikelola dengan baik sehingga memiliki performa yang buruk.
6. Faktor Luar
Terakhir adalah faktor eksternal seperti perubahan peraturan tentang investasi reksadana. Perubahan seperti ini bisa saja terjadi kapan pun dan tanpa bisa diprediksi.
Keunggulan Reksadana Pasar Uang
Selain memiliki kekurangan, RDPU juga tentunya punya beberapa keunggulan seperti:
1. Investasi aman
Pengelolaan reksadana pasar uang tergolong sangat aman karena diawasi oleh OJK. Pastikan tempat kamu membeli reksadana sudah mendapat izin dan diawasi oleh OJK, ya.
2. Bebas Pajak
Reksadana pasar uang dan reksadana lainnya bukan objek pajak, sehingga return atau imbal hasilnya tidak akan terkena potongan pajak. Meskipun begitu, pemiliknya harus tetap melaporkannya pada SPT Tahunan.
3. Likuiditas Tinggi
Seperti yang disebutkan sebelumnya, pencairan reksadana hanya dalam hitungan hari. Ini termasuk cepat dibandingkan beberapa jenis investasi lainnya seperti deposito atau obligasi.
4. Jangka Waktu Fleksibel
Kelebihan selanjutnya adalah jangka waktu yang fleksibel. Tidak ada jangka waktu tertentu untuk reksadana. Jadi, kamu bisa mencairkannya kapan saja tanpa kena denda.
Investasi dapat dilakukan dalam jangka waktu pendek (kurang dari 1 tahun) atau jangka waktu panjang (lebih dari 5 tahun).
5. Modal Awal Kecil
Modal awal investasi reksadana memang cukup kecil, yaitu mulai dari Rp10.000. Namun ada juga beberapa Manajer Investasi yang menentukan minimal pembelian Rp50.000 atau Rp100.000.
Harga minimal pembelian bergantung pada jenis produk reksadana. Namun nominal ini masih termasuk kecil jika dibandingkan dengan minimal pembelian SBN, yaitu Rp1 juta.
Baca Juga: Tips Money Management Agar Investasi Menguntungkan
6. Return Stabil
Pengembalian hasil reksadana pasar uang ini cenderung stabil karena pergerakan instrumen yang tidak begitu fluktuatif.
Potensi keuntungan biasanya lebih besar daripada deposito, tidak seperti deposito yang memiliki bunga yang sudah ditetapkan oleh pihak bank.
7. Tingkat Risiko Rendah
Reksadana pasar uang memiliki risiko rendah karena alokasi dana ditempatkan pada pasar uang yang fluktuasinya rendah.
Rekomendasi Reksadana Pasar Uang
Berikut adalah beberapa rekomendasi reksadana pasar uang beserta data dana yang dikelola yang bisa kamu pertimbangkan:
- Batavia Dana Kas Maxima – Rp8,88 trilliun.
- Sucorinvest Money Market Fund – Rp10,32 triliun
- Sucorinvest Sharia Money Market Fund- Rp2,7 triliun
- Syailendra Sharia Money Market Fund – Rp236 miliar
- Bahana Dana Likuid – Rp4,7 triliun
Itu dia berbagai risiko reksadana pasar uang dan juga keunggulannya. Meskipun memiliki beberapa risiko, tapi RDPU tetap menjadi salah satu investasi dengan risiko rendah yang cocok untuk kamu yang tergolong investor konservatif.
Dapatkan informasi seputar investasi dan perencanaan keuangan lainnya dari Moxa. Download aplikasi Moxa sekarang dan nikmati berbagai fiturnya mulai dari kredit, asuransi, pinjaman tunai, hingga tabungan.
Artikel Ini Merujuk pada Artikel dari Mandiri Sekuritas