Skema ponzi adalah salah satu model skema penipuan berkedok investasi. Investasi bertujuan agar dapat mempersiapkan masa depan yang jauh lebih baik. Dalam berinvestasi, kita berharap agar mendapatkan keuntungan untuk mencapai tujuan di masa depan nantinya.
Hal tersebut membuat banyak orang yang dengan mudah untuk di iming-imingi oleh investasi dengan imbal hasil yang besar namun hanya dengan waktu yang singkat. Akan tetapi, kamu sebagai calon investor perlu cermat sebelum memulai berinvestasi agar kamu tidak terjerat pada skema ponzi. Simak pembahasan selengkapnya di bawah ini.
Baca juga: Apa Itu Volatilitas dalam Investasi Saham?
Apa Itu Skema Ponzi
Skema ponzi merupakan penipuan dalam berinvestasi di mana klien dijanjikan untung besar tanpa adanya risiko dalam waktu yang sangat singkat. Perusahaan yang terlibat pada skema ponzi memusatkan seluruh energinya agar dapat menarik klien baru untuk melakukan investasi.
Investasi skema ponzi ini berasalkan dari perputaran uang dari para anggotanya sendiri. Skema ini memberikan pengembalian kepada para investor terlebih dahulu.
Untuk para investor baru yang ingin mendapatkan keuntungan maka akan dibayarkan dengan uang investor baru yang lainnya. Pola tersebut akan terus menerus berjalan sehingga membuat para investor terus mencari investor-investor baru agar mendapatkan keuntungan. Akan tetapi, jika aliran uang telah habis, skema tersebut nantinya akan menjadi berantakan.
Para owner atau pemilik dari perusahaan skema ponzi ini tidak ragu untuk mempersiapkan kebutuhan-kebutuhan seperti fasilitas bodong, contohnya produksi investasi fiktif, kantor-kantor sewaan, dan lain sebagainya agar membuat kesan kredibel yang membuat para calon investor percaya untuk dapat menanamkan modalnya pada investasi bodong tersebut.
Baca Juga: Inflasi Melonjak 5.95%, Investasi Apa sih yang Menguntungkan?
Ciri-Ciri Skema Ponzi
Ciri-ciri sebuah investasi dengan skema ponzi dapat kamu ketahui sebagai berikut:
1. Menjanjikan Hasil Tinggi dan Risiko Rendah
Seperti diketahui, bahwa investasi dengan skema ponzi menjanjikan hasil yang tinggi akan tetapi dengan risiko yang rendah. Padahal, pada setiap investasi memiliki sebuah prinsip “High Risk High Return” yang memiliki arti semakin besar hasil yang kamu peroleh maka semakin besar juga risiko yang akan dihadapi.
2. Investasi yang Tidak Terpengaruh pada Pergerakan Ekonomi
Setiap instrumen pergerakan dari investasi akan memberikan hasil berdasarkan pergerakan atau kondisi ekonomi pada saat itu. Jika ekonomi sedang menurun maka investasi akan menurun, jika ekonomi sedang naik maka investasi pun akan naik.
Namun, investasi dengan skema ponzi ini akan dapat memberikan hasil yang konsisten secara terus-menerus tidak memedulikan kondisi dari ekonomi.
3. Strategi Investasi Rumit dan Rahasia
Strategi dari investasi dengan skema ponzi sangat rumit dijelaskan dan dirahasiakan kepada para investor yang nantinya akan menerima hasil apa adanya.
4. Investor Tidak Diizinkan Untuk Akses Dokumen Investasi
Investor tidak diizinkan untuk mengakses dokumen investasi. Hal tersebut dikarenakan memang tidak adanya dokumen atau bahkan sebuah investasi yang ilegal sehingga para investor akan sulit untuk melakukan evaluasi dari investasi.
5. Susah Menarik Dana
Para investor yang telah terjerat pada skema ponzi ini akan sulit untuk mengambil dana investasinya. Hal tersebut dikarenakan dana yang telah diserahkan telah dibayarkan untuk keuntungan para investor lainnya dan digunakan untuk keperluan pribadi pelaku skema ponzi tersebut.
Baca Juga: Cara Belajar Investasi: Kenali Jenis, Risiko, Keuntungan dan Profil Risiko Investasi
Tips Dalam Berinvestasi
Pada saat ini, telah banyak jenis instrumen investasi yang dapat untuk kamu pilih, baik itu investasi jangka pendek maupun jangka panjang. Bahkan pada zaman digital seperti sekarang ini kamu dapat menghasilkan uang secara online.
Akan tetapi, investasi online kadang kalanya ada juga yang bodong. Hal tersebut dapat kamu perhatikan dari adanya fenomena aplikasi yang memberikan keuntungan hanya dengan menyukai postingan, menonton video, atau kamu membaca berita setiap hari dalam waktu tertentu.
Aplikasi tersebut mengambil keuntungan dari uang pendaftaran dan mendapatkan keuntungan dari anggota lainnya maupun anggota baru. Nantinya, anggota baru tersebut akan mendapatkan keuntungan dari anggota yang lebih baru lagi yang ujung-ujungnya telah terjadi skema ponzi.
Masyarakat yang awam ataucalon investor baru memang sangat rawan untuk terjebak pada investasi bodong.
Selain itu, tips untuk berinvestasi lainnya adalah dengan meninjau kembali apakah instrumen investasi tersebut berdampak parah terhadap krisis ekonomi. Dalam hal tersebut kamu dapat memilih investasi emas, biasanya investasi emas akan memiliki nilai tinggi ketika terjadinya krisis ekonomi. Hal itu karena emas tahan dengan adanya inflasi yang terjadi.
Hindari investasi yang tidak jelas keamanannya dan pastikan kamu hanya berinvestasi di platform dan jenis investasi yang jelas keamanannya. Salah satu jenis investasi yang aman adalah investasi reksa dana.
Baca juga: Cara Membuat Akun Reksa Dana di Moxa untuk Berinvestasi
Investasi Reksa Dana di Moxa
Ingin mulai investasi reksa dana? Transaksi reksa dana di aplikasi Moxa lebih praktis dan mulai dari Rp10.000 saja. Berikut cara daftarnya:
- Pilih menu reksa dana di aplikasi Moxa.
- Klik kategori reksa dana yang kamu inginkan (Pasar Uang dan Pendapatan Tetap disarankan untuk jangka pendek)
- Pilih produk reksa dana yang diinginkan dan lihat performanya.
- Jika sudah merasa cocok dengan produk reksa dana tersebut, klik “Beli”.
- Masukkan jumlah yang ingin diinvestasikan. Kemudian pilih “Selanjutnya”.
- Lakukan proses pembayaran dan pastikan kamu sudah top up RDN-mu. Terakhir, klik “Bayar Sekarang”.
Transaksi reksa dana di Moxa tidak perlu khawatir soal keamanan karena sudah berizin dan diawasi OJK. Yuk, mulai investasi dari sekarang!