Pernahkah kamu pernah mendengar tentang swing trade? Bagi sebagian orang yang telah aktif berinvestasi saham tentu sudah tahu betul dengan istilah ini.
Sebenarnya apa itu swing trading? Swing trade adalah tipe trading yang menggunakan konsep dasar yaitu “beli pada swing low, lalu jual pada swing high”. Teori dari swing trading ini tergolong mudah, tetapi pada praktiknya tidak seperti yang dibayangkan.
Agar kamu dapat mengetahui lebih lanjut mengenai swing trading serta risiko dan tipsnya, simak selengkapnya di bawah ini.
Baca juga: 10 Reksadana Saham Terbaik untuk Investasi Jangka Panjang Kamu
Apa Itu Swing Trading?
Swing trading adalah tipe trading yang menggunakan sebuah konsep dasar “beli pada saat low, lalu jual pada saat swing tinggi”. Para pelaku trading menggunakan cara ini disebut dengan istilah swing trader.
Jenis trading ini sering disebut sebagai tipe yang paling sulit karena tidak ada indikator yang pasti ketika harga saham ada di paling dasar atau justru di puncak, karena adanya kedua kondisi tersebut merupakan imajinasi dari trader. Maka dari itu, ketika menggunakan metode ini, kamu dipaksa berimajinasi terkait pada posisi saham.
Baca juga: Beda Pialang Saham dan Penasihat Keuangan, Jangan Tertukar!
Risiko Swing Trading
Swing trading dilakukan selama beberapa hari sehingga trader dapat terpapar risiko yang lebih lama dibandingkan dengan day trading.
Baca Juga: 12 Rekomendasi Reksadana Pasar Uang Terbaik, Sudah Punya?
Tips Meminimalisir Risiko Swing Trading
Terdapat kiat-kiat yang dapat kamu lakukan untuk dapat meminimalisir risiko dari swing trading dilansir Mandiri Sekuritas, yaitu:
1. Hindari Average Down
Average down adalah proses penyuntikkan dana segar untuk membuka posisi buy setelah harga buy jatuh dari harga awalnya ini disebut average down. Sebaiknya kamu menghindari hal ini dikarenakan average down akan membuat kamu mengalami kerugian ketika harga terus menurun.
2. Stop Loss
Terkadang posisi trading yang sudah kita prediksi tidak sesuai dengan kenyataan, kejadian seperti ini pastinya akan berdampak pada kerugian yang akan kamu hadapi karena kamu tidak dapat menghindari situasi seperti ini.
Oleh karena itu, kamu sebaiknya menerapkan stop loss yang setidaknya akan dapat membantu kamu meminimalisir kerugian yang akan terjadi.
Baca juga: Kamus Investasi Untuk Belajar Investasi Bagi Investor Pemula
Perbedaan Swing Trading dan Scalping
Banyak yang keliru antara pengertian swing trading dan scalping. Berikut adalah perbedaan keduanya:
1. Scalping
Scalping adalah jenis dari trading yang mengandalkan pergerakan harga kecil pada jangka waktu yang sangat singkat, biasanya terjadi dalam hitungan detik hingga beberapa menit saja. Tujuan utama dari scalping adalah untuk dapat mencari profit secara cepat dari fluktuasi harga yang kecil. Berikut ini beberapa karakter utama scalping:
a. Jangka Waktu Singkat
Scalping dilakukan sangat cepat dalam jangka waktu yang singkat, sehingga kamu sebagai trader harus dapat mengambil keputusan secara cepat.
b. Target Profit Kecil
Trader scalping biasanya mencari profit kecil dari setiap perdagangan, akan tetapi berharap untuk mengumpulkan banyak perdagangan dalam satu sesi.
c. Fokus pada Analisis Teknis
Analisis teknis menjadi fokus utama dalam scalping, dengan menggunakan indikator dan grafik harga teknis untuk dapat membuat keputusan.
d. Volume Perdagangan Tinggi
Trader scalping melakukan banyak perdagangan dalam satu hari, sehingga volume perdagangan tinggi.
Baca Juga: Apa Itu Investasi Saham? Ini Keuntungan, Risiko, dan Cara Investasi Saham
2. Swing Trading
Swing trading merupakan jenis trading yang memanfaatkan pergerakan harga dalam jangka waktu yang lebih panjang, biasanya dari beberapa hari hingga beberapa minggu. Tujuan utama dari swing trading adalah untuk menangkap ‘swings’ atau pergerakan harga yang lebih besar. Berikut ini karakteristik utama dari swing trading:
a. Jangka Waktu yang Lebih Lama
Swing trading dilakukan dalam jangka waktu yang lebih panjang dibandingkan scalping, sehingga kamu sebagai trader memiliki banyak waktu untuk menganalisis pasar.
b. Fokus pada Teknis dan Analisis Fundamental
Swing trading menggunakan kombinasi teknis dan analisis fundamental untuk mengidentifikasi peluang perdagangan.
c. Target Profit yang Lebih Besar
Trader swing biasanya mencari profit yang lebih besar dibandingkan scalper, akan tetapi mereka melakukan lebih sedikit perdagangan dalam satu periode waktu.
d. Risiko Lebih Besar
Karena jangka waktu perdagangan yang panjang, risiko kesalahan dalam swing trader lebih besar dibandingkan dengan scalping.
Baca juga: Cara Belajar Investasi: Kenali Jenis, Risiko, Keuntungan dan Profil Risiko Investasi
Investasi Reksa Dana di Moxa
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, salah satu contoh investasi jangka panjang terbaik adalah melalui reksa dana. Selain risiko yang rendah, imbal hasilnya juga lumayan menjanjikan. Minimal nominal investasi di reksa dana juga cenderung kecil.
Transaksi reksa dana di aplikasi Moxa lebih praktis dan mulai dari Rp10.000 saja. Berikut cara daftarnya:
- Pilih menu reksa dana di aplikasi Moxa.
- Klik kategori reksa dana yang kamu inginkan (Pasar Uang dan Pendapatan Tetap disarankan untuk jangka pendek)
- Pilih produk reksa dana yang diinginkan dan lihat performanya.
- Jika sudah merasa cocok dengan produk reksa dana tersebut, klik “Beli”.
- Masukkan jumlah yang ingin diinvestasikan. Kemudian pilih “Selanjutnya”.
- Lakukan proses pembayaran dan pastikan kamu sudah top up RDN-mu. Terakhir, klik “Bayar Sekarang”.
Transaksi reksa dana di Moxa tidak perlu khawatir soal keamanan karena sudah berizin dan diawasi OJK. Yuk, mulai investasi dari sekarang!
Artikel Ini Merujuk pada Artikel dari Mandiri Sekuritas