Belakangan ramai dibicarakan oleh generasi Z tentang FIRE. Yes, Financial Independent Retire Early, yaitu bisa pensiun sedini mungkin dengan kebebasan finansial. Kebebasan finansial bisa diwujudkan dari bagaimana memilih investasi untuk dana pensiun.
Kunci dari kebebasan finansial adalah mempersiapkan dana pensiun yang memadai. Memadai di sini maknanya disesuaikan dengan kebutuhan dan gaya hidup seperti apa yang diinginkan di masa pensiun kelak. Sebelum lebih jauh mengulas soal investasinya, sebaiknya kenali dulu apa itu dana pensiun.
Apa itu Dana Pensiun?
Dana pensiun adalah sejumlah dana yang disiapkan untuk kelanjutan penghasilan ketika seseorang sudah tidak dapat bekerja lagi atau memasuki masa pensiun. Ketika masa pensiun tiba, tidak semua orang beruntung masih bisa memiliki penghasilan, seperti ketika di usia produktif dulu. Dana pensiun akan menutupi kekosongan ini, dan mengurangi kekhawatiran akan masa depan.
Dana pensiun tentu saja dapat dipersiapkan secara mandiri dengan menabung. Namun bagi karyawan swasta ataupun PNS, dana pensiun biasanya dikelola dalam bentuk produk dana pensiun yang diwajibkan oleh pemerintah.
Baca juga: Masih Ragu Investasi Emas? Pelajari 5 Hal Ini Yuk!
Apa itu Produk Dana Pensiun?
Produk dana pensiun adalah program pengumpulan dana untuk masa pensiun yang dihimpun oleh suatu lembaga keuangan. Pengumpulan dana ini berupa iuran dengan jumlah tertentu yang dipungut dari penghasilan pekerja setiap bulannya.
Produk dana pensiun dapat memiliki tiga fungsi yaitu sebagai tabungan, asuransi, atau hanya berfokus pada dana pensiun saja. Sebagai tabungan, dana pensiun merupakan kumpulan dana dari iuran peserta yang disimpan dalam bentuk tabungan.
Sebagai asuransi, dana pensiun dapat digunakan oleh peserta yang mengalami kecacatan atau meninggal dunia sebelum memasuki masa pensiun. Sedangkan fungsi sebagai dana pensiun adalah merupakan fungsi aslinya yaitu untuk menjamin kelangsungan penghasilan di masa tua.
Apa saja Produk Dana Pensiun?
Ada beberapa jenis produk dana pensiun yaitu:
1. Jaminan Hari Tua (JHT)
Jaminan Hari Tua (JHT) adalah program wajib dari pemerintah yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Program ini mewajibkan setiap pengusaha untuk mendaftarkan semua pekerjanya menjadi peserta dan menyetorkan iuran setiap bulannya.
Iurannya sendiri diambil sebagian dari penghasilan karyawan (peserta) dan sebagian lagi merupakan kewajiban oleh pengusaha. Nantinya oleh BPJS iuran ini akan dikelola dan diinvestasikan ke beragam produk investasi, dimana hasil pengembangannya akan menjadi hak peserta.
2. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPKK)
Bagi perusahaan dengan skala besar dan yang memiliki karyawan yang cukup banyak, diperbolehkan untuk mengelola sendiri produk dana pensiun para karyawannya sebagai peserta. Caranya sama yaitu dengan mengumpulkan iuran yang dipotong dari penghasilan para peserta setiap bulannya.
Iuran yang terkumpul akan dikelola oleh lembaga DPKK di perusahaan tersebut. Iuran ini akan disalurkan ke beragam produk investasi dimana hasil pengembangannya akan menjadi hak masing-masing peserta.
3. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
DPLK adalah lembaga keuangan yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa yang disahkan oleh Menteri Keuangan. Bagi perusahaan yang tidak dapat menyelenggarakan program dana pensiun sendiri, dapat mendaftarkan karyawannya menjadi peserta DPLK. DPLK juga menerima pekerja mandiri seperti wirausahawan dan pekerja lepas (freelance).
Cara pengumpulan dana pensiunnya sama JHT yaitu dengan mengelola iuran dari peserta DPLK dan pengusaha setiap bulannya. Nantinya iuran ini akan dikembangkan melalui beragam produk investasi yang akan memberikan imbal hasil yang akan menjadi hasil pengembangan peserta.
4. Dana Pensiun Syariah
Bagi yang menginginkan dana pensiunnya dikelola sesuai dengan ketentuan agama, produk Dana Pensiun Syariah bisa menjadi pilihan. Sebenarnya manfaat produknya sama saja dengan produk dana pensiun konvensional, yaitu untuk mengumpulkan dana untuk masa tua.
Hanya saja khusus produk dana pensiun syariah menggunakan ketentuan yang berbeda yaitu dengan prinsip syariah. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari iuran, hasil investasi, maupun manfaat pensiunnya.
Baca juga: Cara Mengelola Gaji UMR Jakarta 2023 dan Cara Siasati untuk Investasi
Apa itu Investasi untuk Dana Pensiun?
Meskipun sudah memiliki produk dana pensiun dari kantor, tidak ada salahnya untuk mempersiapkan alternatif dana pensiun yang lain. Semakin banyak persiapan yang dilakukan untuk pensiun, akan semakin baik kehidupan di masa pensiun, bukan?
Saat ini banyak sekali produk investasi yang dapat dipilih untuk dana pensiun. Tapi sebelum memutuskan investasi apa yang akan dipilih, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan terlebih dahulu, yaitu:
1. Miliki Dana Darurat Terlebih Dahulu
Sebelum melangkah lebih jauh ke dana pensiun, seharusnya dana darurat sudah dimiliki terlebih dahulu. Selama usia masih produktif, justru inilah momen yang paling tepat untuk mengumpulkan dana darurat semaksimal mungkin.
Meskipun sudah memiliki dana darurat hingga dua belas kali pengeluaran kebutuhan pokok, bukan berarti itu akan cukup nantinya. Jangan lupa untuk mengisi kembali dana darurat yang telah terpakai. Kalau perlu, nilainya dinaikkan setiap tahun.
2. Hitung Kenaikan Premi Asuransi Kesehatan
Di usia tua, tentu pengeluaran untuk kesehatan akan menjadi salah satu yang rutin. Meski telah memiliki asuransi kesehatan wajib dari pemerintah yaitu BPJS Kesehatan, ada baiknya untuk mempersiapkan dana untuk kenaikan preminya.
Jangan lupa juga untuk mempersiapkan dana untuk akomodasi dan transportasi yang tidak ditanggung oleh asuransi kesehatan. Persiapan yang lebih cermat akan mengurangi kekhawatiran di masa pensiun nanti.
3. Tentukan Dana Pensiun yang Dibutuhkan
Saat ini banyak kalkulator dana pensiun yang bisa diakses di internet. Tinggal masukkan usia saat ini dan usia pensiun yang diinginkan, serta pengeluaran bulanan saat ini, maka akan keluar angka dana pensiun yang kamu butuhkan. Dari sini akan dapat diketahui berapa yang harus ditabung setiap bulannya mulai dari sekarang.
4. Ketahui Tipe Investor yang Dimiliki
Ada tiga tipe investor yaitu konservatif, moderat, dan agresif. Mengetahui tipe investor apa yang dimiliki adalah sangat penting, agar kegiatan investasi sesuai dengan rencana, dan tetap memberikan ketenangan pada investor.
Tipe konservatif menghindari risiko atau memiliki profil risiko yang rendah. Mereka yang bertipe konservatif ini lebih mementingkan keamanan daripada keuntungan yang besar namun tidak menjamin kestabilannya.
Tipe moderat memiliki toleransi di tingkat menengah dalam hal risiko. Mereka yang bertipe moderat ini akan mempertimbangkan keuntungan yang besar, namun tetap berhati-hati terhadap perubahan nilai pokok investasinya. Sedangkan tipe agresif berani mengambil risiko saat berinvestasi untuk imbal hasil yang tinggi.
5. Pilih Instrumen Investasi yang Tepat dengan Cermat
Untuk mempersiapkan dana pensiun, instrumen investasi yang paling tepat adalah produk investasi jangka panjang seperti saham, reksadana, hingga obligasi. Bisa dimulai dengan menabung saham blue chip yang telah teruji dan terbukti memberikan imbal hasil yang baik selama bertahun-tahun.
Reksadana juga bisa dipertimbangkan karena dengan dana investasi awal yang rendah, dapat memberikan imbal hasil yang baik. Sedangkan obligasi akan memberikan return yang lebih tinggi dibandingkan deposito, bagi si tipe investor konservatif.
Baca juga: 5 Cara Memilih Reksadana Pasar Uang yang Bagus dengan Performa Terbaik
Itulah hal-hal yang harus dipersiapkan dalam investasi untuk dana pensiun. Mempersiapkan dana pensiun memang bukan hal yang mudah. Namun dengan perencanaan yang matang dan komitmen yang kuat, dana pensiun yang diinginkan pasti dapat dicapai secara maksimal.
Sebelum mulai investasi, kamu bisa baca artikel investasi lainnya di blog Moxa. Bagi kamu yang tertarik dengan investasi reksa dana, kamu juga bisa memulai investasi reksa dana sekarang juga, mulai dari Rp10.000, klik untuk download aplikasi Moxa!