Cerita Pendiri RM Padang Sederhana, moxa.id — Pastinya banyak yang penasaran dengan pendiri Warung Padang Sederhana. RM Padang Sederhana adalah salah satu restoran Padang yang sangat terkenal di Indonesia. Restoran ini menyajikan hidangan Padang yang autentik dan lezat dengan cita rasa yang khas.
Warung Padang Sederhana memiliki konsep yang sederhana, tetapi tetap memberikan pelayanan yang ramah dan baik kepada pelanggan. Selain itu, restoran ini juga terkenal dengan harga yang terjangkau, sehingga menjadi favorit beberapa kalangan masyarakat yang ingin menikmati hidangan Padang tanpa mengeluarkan biaya yang terlalu besar.
Kualitas dan pelayanan yang baik membuat RM Padang Sederhana menjadi salah satu restoran Padang yang sukses dan terus berkembang hingga saat ini.
Profil pendiri RM Padang Sederhana
Bagi para penggemar masakan Padang pasti sudah sangat akrab dengan RM Padang Sederhana. Restoran Padang yang terkenal ini bisa dengan mudah ditemukan hampir di setiap sudut kota. Tapi pernahkah kamu berpikir siapa sebenarnya pendiri dan pemilik dari restoran Padang yang terkenal ini?


Menurut Wikipedia, pendiri dan pemilik RM Padang Sederhana adalah H. Bustaman, seorang pria kelahiran 1942 dari Sumatera Barat. Beliau hanya lulusan kelas dua sekolah rakyat atau setara SD dan harus merantau ke kota lain sejak usia 12 tahun karena faktor ekonomi.
Baca Juga: 8 Top Influencer Indonesia di Bidang Keuangan Supaya Melek Finansial
Kisah Berdirinya RM Padang Sederhana
Menurut YouTube Channel Si Kutu Buku, H Bustaman sudah merantau ikut ayahnya sejak usia 12 tahun. Kota yang pertama dituju adalah Riau. Pekerjaan pertamanya adalah membantu ayahnya yang berprofesi sebagai penyadap karet.
Pada tahun 1955, Bustaman pindah ke Jambi dan tinggal bersama pamannya. Ia kemudian melakukan kerja serabutan mulai dari pedang jagung rebus, pedagang asongan, hingga tukang cuci piring.
Barulah pada tahun 1970, Bustaman memberanikan diri untuk merantau lebih jauh, yaitu ke Jakarta. Saat itu Bustaman menikah dengan Fatimah dan sudah mempunyai anak. Di Jakarta, Bustaman ikut adik iparnya yang tinggal di daerah Matraman, Jakarta Pusat.
Bustaman mencoba berdagang rokok di pinggir jalan dengan kios sederhanya. Warungnya tersebut buka 24 jam dan ia berjaga bergantian dengan istrinya. Bahkan anaknya pun dibesarkan di kios kecil tersebut.
Rintangan yang Harus dihadapi Bustaman
Masalah mulai menghampiri Bustaman ketika terjadi keributan antara orang Minang dan preman setempat di lingkungannya. Akibatnya, Bustaman dan keluarganya terpaksa pindah ke daerah Pejompongan. Pada saat itu, penghasilannya mengalami penurunan drastis. Hal ini mendorongnya untuk mencari cara untuk meningkatkan penghasilannya.
Akhirnya, Bustaman memutuskan untuk membuka warung makanan dengan modal seadanya. Meskipun tidak memiliki pengalaman memasak, Bustaman berusaha belajar dan menyewa lahan satu meter persegi dengan harga Rp3 ribu. Namun, hasil penjualan tidak sebanding dengan modal yang dikeluarkan dan bahkan dagangannya pernah dibawa kabur oleh pembantu barunya.
Baca Juga: 7 Investor Terkenal di Dunia dan Indonesia Yang Bisa Jadi Panutan Investor Pemula
Meskipun mengalami kegagalan, Bustaman tidak menyerah dan tetap berusaha untuk mendirikan rumah makan. Dia pun mencari belajar masak dari sesama pedagang yang berjualan di sebelah lapaknya.
Ketekunan Bustaman dalam belajar memasak pun membuat warungnya semakin ramai pelanggan. Namun, kesuksesan tersebut harus mengalami cobaan lagi. Warung Bustaman yang saat itu masih dalam bentuk gerobak pun harus diangkut oleh Satpol PP.
Bustaman akhirnya memutuskan untuk membuka warung di lahan yang disediakan oleh pemerintah. Harga beli lapak tersebut Rp750 per lapak. Namun, satu nama cuma boleh beli satu lapak aja. Padahal, Bustaman membutuh dua lapak.
Bustaman pun kemudian meminjam nama pamannya. Namun, tantenya malah mengusik kesuksesan warung Bustaman dengan merebut warung tersebut karena masalah utang piutang. Bustaman pun mengalah dan memilih untuk pindah lapak.
Keberuntungan yang Berpihak pada Bustaman
Keberuntungan memang memihak Bustaman kali ini, warung yang kemudian dikelola oleh tantenya tersebut ternyata tidak lebih laris dari warungnya. Pada tahun 1997, Bustaman pun mematenkan nama restoran Sederhana.
Bustaman pun sempat terlibat kasus sengketa nama karena partner bisnisnya, Djamilus Djamil, memutus kerja sama dan mendirikan RM Padang Sederhana Bintaro. Hal yang membuat Bustaman kesal adalah karena RM Padang Sederhana Bintaro juga membuka waralaba.
Akhirnya ia pun menggugat RM Padang Sederhana Bintaro dan memenangkan gugatan. RM tersebut pun hanya boleh menggunakan nama RM SB.
Saat ini, RM Padang Sederhana telah tersebar di seluruh Indonesia dan bahkan hingga ke Malaysia. Bustaman telah mengembangkan restoran ini sendiri dan juga melalui sistem waralaba. Pada tahun 2000, restoran ini memperoleh badan hukum untuk melindungi merek “Sederhana”. RM Padang Sederhana dioperasikan oleh perusahaan bernama PT Sederhana Citra Mandiri dan telah memiliki 70 restoran yang tersebar di kedua negara tersebut.
Perlu diketahui bahwa Rumah Makan Padang Sederhana milik Bustaman memiliki logo rumah Gadang dan menampilkan tulisan “SA”. Informasi ini penting kamu ketahui karena ada banyak restoran Padang lain yang juga menggunakan nama “Sederhana”.
Baca juga: Fantastis, Ini Dia Gaji 4 Pemain Bola Termahal di Dunia!
Itu dia informasi tentang pendiri Warung Padang Sederhana dan kisahnya. Jangan sampai tertukar antara yang asli dan yang bukan ya!
Dapatkan informasi menarik lainnya hanya dari aplikasi Moxa. Moxa adalah aplikasi keuangan terintegrasi dari Astra Financial. Download Moxa dan nikmati bermacam fitur, mulai dari asuransi, pinjaman, kredit, hingga investasi hanya dalam satu aplikasi